Ransomware

Apa itu Ransomware

Jika Anda sering menggunakan perangkat seperti laptop atau komputer, tentunya Anda sudah familiar dengan ancaman virus yang dapat menyerang kapan saja. Ada berbagai jenis virus yang dapat menginfeksi perangkat, dan salah satu yang paling berbahaya adalah ransomware.

Ransomware merupakan jenis virus yang mengincar sistem enkripsi data pada perangkat. Bayangkan konsekuensinya jika data penting yang telah dienkripsi dengan cermat dapat ditembus oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, penting bagi Anda untuk memahami variasi dan mekanisme kerja ransomware agar lebih sadar terhadap konsekuensi yang mungkin terjadi dan siap untuk mengantisipasinya. Ayo kita eksplorasi informasi berikut guna mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif!

Pengertian Ransomware

Ransomware adalah kategori virus atau malware berbahaya yang dirancang untuk mengenkripsi data pengguna pada perangkat komputer atau dalam suatu jaringan. Tindakan pencurian data ini umumnya dilakukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan, yang dapat berupa uang atau pembayaran lainnya.

Serangan ransomware dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, baik dari segi finansial maupun pribadi. Selain itu, dampak serangan ransomware juga dapat melibatkan gangguan pada aktivitas individu dan operasional bisnis, termasuk mengganggu sistem operasi dan layanan bisnis.

Cara kerja Ransomware

Untuk menjalankan operasinya, ransomware menggunakan cara kerja yang kompleks. Pada tahap awal, virus akan berupaya masuk ke sistem perangkat melalui berbagai metode serangan cyber, seperti phishing, eksploitasi perangkat lunak yang belum diperbarui, atau metode lainnya.

Setelah pengguna terjebak oleh perangkap virus, ransomware akan menyuntikkan virusnya dan menyebarkannya melalui situs atau perangkat lunak yang diserang. Setelah virus berhasil tertanam sepenuhnya, pelaku akan memulai eksplorasi dan pemetaan jaringan file atau data yang akan dienkripsi. Biasanya, pelaku sudah menentukan jenis data yang akan dienkripsi untuk mempermudah proses pemindaian sistem. Jenis data yang menjadi target mencakup dokumen penting, video, foto, dan lainnya.

Selanjutnya, pelaku akan mengubah kunci enkripsi data tersebut menjadi bentuk yang lebih kuat dan tidak dapat dibaca oleh perangkat komputer atau laptop. Proses enkripsi ini bertujuan untuk menghalangi pemilik perangkat agar tidak dapat mengakses data menggunakan kunci yang sama.

Sejalan dengan namanya, “ransom” pada ransomware mengacu pada permintaan tebusan berupa uang atau bentuk lainnya. Oleh karena itu, setelah proses enkripsi berhasil, pelaku akan meminta tebusan kepada pemilik perangkat untuk mendapatkan kembali data yang terenkripsi. Permintaan tebusan ini biasanya muncul dalam bentuk pop-up atau file teks pada layar komputer atau laptop yang telah terinfeksi oleh virus.

Jenis – jenis Ransomware

Jika Anda berpikir bahwa ransomware hanya memiliki satu jenis, ternyata virus ini memiliki berbagai varian lain yang dapat menyerang perangkat. Dua jenis utama ransomware yang sangat berbahaya dan sering digunakan oleh pelaku kejahatan siber adalah sebagai berikut:

  1. Leakware Leakware adalah jenis ransomware yang beroperasi dengan mempublikasikan atau membocorkan data penting seseorang jika korban tidak membayar tebusan. Biasanya, jenis ini banyak digunakan untuk menyerang perusahaan-perusahaan besar hingga instansi pemerintah. Perusahaan yang menjadi target biasanya memiliki data sensitif pengguna dalam jumlah besar. Pelaku dapat menggunakan data tersebut sebagai ancaman dan jaminan untuk memaksa perusahaan membayar tebusan. Bahaya tambahan adalah jika perusahaan tidak memenuhi tuntutan, data yang bocor dapat dijual di pasar ilegal, dengan risiko tidak dapat dilacak penggunaan data tersebut.
  2. Lockers Jenis lockers tidak seperti ransomware pada umumnya yang mengenkripsi data. Lockers hanya mengunci layar perangkat pengguna, memberikan peringatan untuk membayar sejumlah uang agar layar tersebut dapat diakses kembali. Lockers dapat dianggap sebagai tahap awal ancaman kepada pengguna untuk mengukur respons mereka. Jika tebusan tidak dibayarkan, pelaku dapat melanjutkan dengan mengenkripsi data penting pengguna.

//AGR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *