Pelatihan Pembelajaran Aplikasi Layanan Triple Play FTTH bagi Guru dan Siswa SMK PGII
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat saat ini sehingga secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi. Teknologi telekomunikasi yang saat ini berkembang salah satunya yaitu dibidang serat optik, yang digunakan untuk mendukung teknologi broadband. Kunci keunggulan sebuah bangsa saat ini dan mendatang, akan sangat ditentukan dengan sejauh mana level broadband adoption terjadi. Sejauh ini, kesejahteraan sebuah bangsa selalu berbanding lurus dengan tingkat penetrasi broadbandnya. Sehingga kita bisa memahami pertumbuhan broadband dunia sangat pesat dimana tahun 2012 ini secara total jumlah pelanggan broadband mencapai 430,2 juta. Dari beberapa sumber disebutkan bahwa ekonomi suatu negara akan tumbuh berkembang sebesar 1,38 % jika tingkat penetrasi broadband naik 10 %, dan bila penetrasi internet naik 10 % akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,12 %. Dengan demikian kekuatan dan kemampuan negara atau operator dalam menggelar layanan broadband akan menjadi indikator kunci untuk tumbuhnya ekonomi di suatu negara. Indonesia sebagai negara berkembang berusaha untuk berperan aktif dalam pengembangan teknologi telekomunikasi. Hal ini mendorong pemerintah untuk mewujudkan peningkatan percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang mendukung internet cepat di seluruh wilayah Indonesia melalui layanan broadband. Salah satu layanan broadband yang saat ini sedang dikembangkan adalah layanan Triple Play melalui Teknologi Fiber To The Home (FTTH). Layanan Triple Play merupakan layanan akses internet cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan melalui teknologi Fiber To The Home. FTTH merupakan infrastruktur akses yang menggunakan teknologi fiber optik, dimana saat ini merupakan satu-satunya infrastruktur terbaik yang mampu mendeliver layanan di atas 2 Gbps. Perkembangan FTTH tidak terlepas dari permintaan layanan Broadband yang terus meningkat dari semula kebutuhan coverage menjadi kebutuhan bandwith dan terakhir menjadi kebutuhan keduanya. Pada daerah Jawa Barat, pemerintah setempat dengan menggandeng PT.Telkom terus menggenjot pembangunan infrastruktur fiber to the home (FTTH), Infrastruktur ini digrenjot untuk mempercepat pelayanan masyarakat akan layanan broadband Triple Play. Percepatan pembangunan infrastruktur fiber to the home ini sangat didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur fiber optik. Terutama dengan dimulainya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menjadi tantangan dan babak awal untuk untuk Indonesia dalam mengembangkan SDM yang berkualitas. Dalam era persaingan global, Indonesia harus memperhatikan tenaga kerja dan produksi yang tidak hanya sekedar soal kuantitatif, tetapi juga sisi kualitatifnya. Kualitas tenaga kerja yang rendah salah satunya diakibatkan tingkat pendidikan dan keahlian yang belum memadai. Universitas Telkom sebagai Universitas berbasis teknologi mulai mengembangkan media pembelajarannya menggunakan teknologi, hal ini guna mendapatkan sumber SDM yang memiliki kompetensi dibidangnya. Salah satu media pembelajaran yang dikembangkan dibidang broadband, adalah jaringan akses fiber optik dengan teknologi Fiber To The Home (FTTH). Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom mulai mengembangkan system pembelajaran optik salah satunya melalui praktek konfigurasi layanan triple play pada teknologi Fiber To The Home. Sistem pembelajaran ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mempersiapkan SDM yang memiliki skill dan kompetensi dibidangnya dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas tidak hanya pada level perguruan tinggi saja, tetapi juga pada level menegah atas salah satunya adalah SMK. Lulusan SMK dipersiapkan setelah lulus siap bekerja dibidangnya. Sehingga untuk mempersiapkan SDM tersebut, diperlukan kurikulum yang bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,dan peradaban dunia. Permasalahannya adalah hingga saat ini banyak sekolah SMK yang belum siap untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang terencana dan terstruktur yang mendukung kurikulum yang dicanangkan pemerintah . SMK PGII yang terletak di JL. PAHLAWAN BLK NO 17/ Cihaurgeulis, Bandung, merupakan salah satu SMK yang memiliki lima program studi. Pada program studi Teknik Jaringan Akses yang ada pada SMK PGII saat ini baru sebatas jaringan teknologi optik dasar belum kearah perkembangan teknologi broadband masa depan. Kurikulum SMK PGII saat ini masih kesulitan dalam melaksanakan kurikum yang diberikan pemerintah, hal ini dikarenakan sarana dan prasarana pendukung pembelajarannya masih minim belum dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. Universitas Telkom sebagai salah satu institusi teknik di Indonesia berusaha untuk ikut serta dalam mensukseskan program kurikulum pemerintah tersebut, salah satunya dituangkan melalui kegiatan Pengabdian KepadaMasyarakat (PKM). Prodi diploma tiga Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan berupaya ikut berkontribusi untuk membantu meningkatkan skill dalam pengembangan media pembelajaran tambahan pendamping bagi para guru SMK dan pemanfaatannya bagi anak didik guna mendukung kegiatan Belajar Mengajar di SMK PGII melalui “ Pelatihan Pembelajaran Aplikasi Layanan Triple Play FTTH bagi guru dan siswa SMK PGII “ Secara eksplisit permasalahan yang ada di SMK PGII adalah sebagai berikut: Skill para siswa tentang teknologi optik terbaru masih dirasakan sangat kurang? Bagaimana agar guru dapat mengembangkan metode pembelajaran optik berbasis kurikulum yang dapat mengasah skill kompetensi siswa didiknya? Bagaimana meningkatkan skill siswa dalam bidang optik dalam teknologi broadband melalui teknologi FTTH sehingga setelah lulus siap bekerja dengan kompetensinya? Bagaimana meningkatkan minat siswa untuk memilih bidang teknik untuk masa depannya?