Public vs. Private vs. Hybrid Cloud: Apa Perbedaannya?
Di era digital saat ini, Cloud Computing telah menjadi solusi utama bagi perusahaan-perusahaan dalam upaya mengelola data dan aplikasi dengan lebih efisien. Namun, dalam implementasinya, tidak semua bisnis memiliki kebutuhan yang serupa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami tiga model implementasi cloud computing, yaitu Public Cloud, Private Cloud, dan Hybrid Cloud. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang bergantung pada kebutuhan perusahaan terkait fleksibilitas, keamanan, dan biaya.
1. Public Cloud
Sumber Gambar: public cloud
Public cloud merupakan sebuah solusi berkualitas yang bersifat multitenancy, dirancang untuk melayani sejumlah pengguna secara simultan. Layanan ini dikelola oleh penyedia layanan cloud pihak ketiga, seperti Google Cloud, dan menyediakan berbagai sumber daya, termasuk komputasi, penyimpanan, jaringan, serta lingkungan pengembangan dan penerapan yang dapat diakses melalui internet.
Public cloud menerapkan model pembayaran berdasarkan pemakaian (pay-as-you-go) atau elastic cloud, sehingga sangat sesuai bagi perusahaan kecil yang berupaya untuk meminimalkan biaya infrastruktur tanpa memerlukan investasi awal yang besar. Meskipun layanan ini menawarkan berbagai keuntungan, seperti fleksibilitas dan penghematan biaya, terdapat pula beberapa kelemahan, khususnya terkait dengan keamanan data, mengingat aksesnya yang terbuka untuk publik dan ketergantungan pada keandalan penyedia layanan.
Sumber gambar: Benefits, limitations, use case
2. Private Cloud
Sumber Gambar: private cloud
Private cloud adalah sistem cloud computing yang beroperasi pada infrastruktur pribadi dan menyediakan sumber daya komputasi dinamis secara eksklusif untuk satu organisasi. Berbeda dengan public cloud, private cloud menawarkan kontrol penuh, keamanan data yang lebih tinggi, dan kemampuan penyesuaian yang lebih besar, karena hanya dapat diakses oleh pengguna yang berwenang. Keuntungan utama dari private cloud termasuk perlindungan informasi yang lebih baik, kemampuan untuk membatasi akses ke aset berharga, serta fitur operasional seperti pemantauan sistem, replikasi data, pemulihan bencana, dan layanan uptime.
Private cloud biasanya dihosting di infrastruktur lokal atau di pusat data milik organisasi tersebut, memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar dibandingkan model cloud lainnya. Meskipun menawarkan keamanan dan penyesuaian yang lebih baik, private cloud juga memerlukan biaya yang lebih tinggi dan keterbatasan resource yang serupa dengan lingkungan IT tradisional. Model ini sering digunakan untuk interaksi intra-bisnis, di mana sumber daya cloud diatur, dimiliki, dan dioperasikan secara internal oleh organisasi tersebut, menjadikannya ideal untuk perusahaan yang memprioritaskan keamanan dan kontrol penuh atas data dan infrastrukturnya.
Sumber gambar: benefits, limitations, use case
3. Hybrid Cloud
Sumber gambar: hybrid cloud
Hybrid cloud adalah model komputasi awan yang menggabungkan private cloud dan public cloud, memungkinkan interaksi antara kedua platform secara mulus. Lingkungan ini mencakup setidaknya satu private cloud dengan satu atau lebih public cloud. Dengan hybrid cloud, perusahaan dapat memilih lingkungan komputasi yang paling optimal untuk menjalankan workload tertentu, serta memanfaatkan resource dan layanan dari berbagai sumber.
Model ini sangat cocok bagi bisnis yang membutuhkan manfaat dari kedua jenis cloud. Data sensitif dapat disimpan dan diolah di private cloud yang lebih aman, sementara data non-sensitif atau beban kerja yang memerlukan skalabilitas tinggi dapat dialihdayakan ke public cloud. Hybrid cloud juga mendukung interaksi B2B (Business to Business) atau B2C (Business to Consumer), sehingga menjadi solusi fleksibel bagi berbagai kebutuhan bisnis modern.
Sumber gambar: Benefits, Limitations, Use Case