Jaringan komputer

Apr
29

Data Link Layer

Saluran komunikasi yang menghubungkan node-node yang berdekatan dikenal sebagai link, dan untuk memindahkan datagram dari sumber ke tujuan

DETAIL
Mar
23

Tehnik Switching

Dalam jaringan besar, terdapat banyak jalur dari pengirim ke penerima. Teknik switching akan menentukan rute terbaik untuk transmisi data. Teknik switching digunakan untuk menghubungkan sistem untuk melakukan komunikasi satu-ke-satu. Circuit Switching Komunikasi melalui circuit switching memiliki 3 fase: Circuit Switching dapat menggunakan salah satu dari dua teknologi: Switching Divisi Luar Angkasa: Sakelar Divisi Luar Angkasa dapat dikategorikan dalam dua cara: Switching Crossbar Switching Crossbar merupakan saklar yang mempunyai n jalur masukan dan n jalur keluaran. Saklar palang memiliki n2 titik potong yang disebut titik potong. Kerugian dari Switching Crossbar: Jumlah titik persimpangan bertambah seiring bertambahnya jumlah stasiun. Oleh karena itu, ini menjadi sangat mahal untuk saklar besar. Solusinya adalah dengan menggunakan saklar multistage. Switching Multistage Keuntungan Circuit Switching: Kekurangan Circuit Switching: Switching Message Keuntungan Switching message Kekurangan Switching Message Packet Switching Pendekatan Packet Switching: Ada dua pendekatan untuk Packet Switching: Packet Swiching Datagram: Virtual Circuit Switching Mari kita pahami konsep virtual circuit switching melalui diagram: AGR// [1]

DETAIL
Mar
23

Switching Modes

Ada tiga jenis mode switching: Store-and-forward Fragment-free Switching AGR// [1]

DETAIL
Mar
22

Switching

Mengapa Konsep Switching diperlukan? Konsep switching dikembangkan karena alasan berikut: Keuntungan switching: Kerugian dari switching: AGR// [1]

DETAIL
Mar
22

Apa itu Multipleksing?

Multiplexing adalah teknik yang digunakan untuk menggabungkan dan mengirim beberapa aliran data melalui satu media. Proses menggabungkan aliran data dikenal sebagai multiplexing dan perangkat keras yang digunakan untuk multiplexing dikenal sebagai multiplexer. Multiplexing dicapai dengan menggunakan perangkat yang disebut Multiplexer (MUX) yang menggabungkan n jalur masukan untuk menghasilkan satu jalur keluaran. Multiplexing mengikuti banyak-ke-satu, yaitu n jalur masukan dan satu jalur keluaran. Demultiplexing dicapai dengan menggunakan perangkat yang disebut Demultiplexer (DEMUX) yang tersedia di pihak penerima. DEMUX memisahkan suatu sinyal menjadi sinyal-sinyal komponennya (satu masukan dan n keluaran). Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa demultiplexing mengikuti pendekatan satu-ke-banyak. Mengapa Multipleksing? Sejarah Multipleksing Konsep Multipleksing Keuntungan Multipleksing: Teknik Multiplexing Multiplexing pembagian frekuensi (FDM) Keuntungan FDM: Kekurangan FDM: Aplikasi FDM: Multiplexing Divisi Panjang Gelombang (WDM) Multiplexing Pembagian Waktu Ada dua jenis TDM: TDM Sinkron Pada gambar di atas, teknik Synchronous TDM diimplementasikan. Setiap perangkat dialokasikan dengan beberapa slot waktu. Slot waktu dikirimkan terlepas dari apakah pengirim memiliki data untuk dikirim atau tidak. Kekurangan TDM Sinkron: TDM asinkron Konsep TDM Asinkron Pada diagram di atas terdapat 4 perangkat, namun hanya dua perangkat yang mengirimkan data yaitu A dan C. Oleh karena itu, data A dan C hanya dikirimkan melalui saluran transmisi. Bingkai diagram di atas dapat direpresentasikan sebagai: Gambar di atas menunjukkan bahwa bagian data berisi alamat untuk menentukan sumber data. AGR// [1]

DETAIL
Mar
22

Transmisi Tidak Terpandu

Transmisi tidak terarah secara luas diklasifikasikan menjadi tiga kategori: Gelombang radio Aplikasi Gelombang Radio: Keuntungan Transmisi Radio: Gelombang mikro Gelombang mikro terdiri dari dua jenis: Transmisi Gelombang Mikro Terestrial Karakteristik Gelombang Mikro: Keuntungan Microwave: Kerugian dari transmisi gelombang mikro: Komunikasi Gelombang Mikro Satelit Bagaimana Cara Kerja Satelit? Keuntungan Komunikasi Gelombang Mikro Satelit: Kekurangan Komunikasi Gelombang Mikro Satelit: Inframerah Karakteristik Inframerah: AGR// [1]

DETAIL
Feb
29

Mengenal Apa Itu Kamera Pengawas (CCTV)

CCTV merupakan perangkat yang mampu merekam peristiwa atau kejadian tanpa kehadiran operator. Sinyal yang diterima oleh CCTV bersifat tertutup dan tidak didistribusikan ke publik seperti siaran televisi. Umumnya, kamera CCTV digunakan untuk memberikan pengawasan otomatis pada suatu area tanpa kehadiran petugas, seperti di pertokoan, perumahan, lalu lintas, perkantoran, dan sekolah. Jenis tipe kamera Ada dua tipe kamera pengintai, yang satu hanya menampilkan peristiwa yang sedang terjadi, sementara yang lain dapat menyimpan aktivitas di depannya. Pilihan antara kedua tipe ini tergantung pada keinginan dan kebutuhan pengguna. Sejarah Sejarah CCTV dimulai ketika seorang insinyur asal Jerman, Leon Theremin, mengenalkan sistem CCTV pada Juni 1927 untuk keperluan pertahanan Uni Soviet. Awalnya, sistem CCTV membutuhkan operasi manual dengan scanning-transmitting camera dan gelombang pendek wireless menggunakan transmitter dan receiver. Nazi Jerman juga menggunakan sistem CCTV pada tahun 1942 untuk mengawasi peluncuran roket V-2. Pada tahun 1949, perusahaan bernama Vericon secara luas menggunakan CCTV di Amerika Serikat. Namun, di Indonesia, penggunaan CCTV baru meluas beberapa tahun belakangan. Fungsi Fungsi CCTV mencakup keamanan, pengawasan, dan pengintai. Digunakan secara luas di jalanan untuk pengawasan lalu lintas, dan di Indonesia, banyak digunakan untuk memantau ketaatan berlalu lintas. Di lingkungan pribadi, CCTV dapat digunakan untuk pengawasan rumah, toko, dan sebagai bukti tindak kejahatan. Penggunaannya pun menjadi perdebatan, dengan pertimbangan legalitas tergantung pada aturan yang berlaku. Pentingnya penggunaan CCTV melibatkan keamanan lingkungan publik, pribadi, dan bisnis. Di lingkungan pribadi, CCTV dapat membantu menangkap penjahat dan meningkatkan keamanan rumah dengan sensor gerak. Di bisnis, CCTV membantu memonitor pekerja dan mencegah kejahatan. Jenis CCTV CCTV memiliki dua jenis, yaitu analog dan dengan kamera IP. CCTV analog bekerja secara manual dengan harga lebih terjangkau, tetapi rawan kehilangan memori. Sementara itu, CCTV dengan kamera IP menggunakan sambungan internet, menyimpan video secara aman, namun harganya lebih mahal dan memiliki hasil gambar yang lebih jernih. Cara kerja Cara kerja CCTV analog merekam dan menyimpan video di dalam CCTV, sedangkan CCTV dengan kamera IP menyimpan video di internet, sering diintegrasikan dalam sistem besar dan terhubung satu sama lain. Ini membuatnya lebih umum digunakan untuk kebutuhan perusahaan. Demikian penjelasan mengenai CCTV, termasuk sejarah, fungsi, jenis, dan cara kerjanya. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu memahami pentingnya penggunaan CCTV di lingkungan sekitar. AGR// [1][2][3]

DETAIL

Model Jaringan Komputer

Subsistem komunikasi adalah bagian kompleks dari Perangkat Keras dan perangkat lunak. Upaya awal untuk mengimplementasikan perangkat lunak untuk subsistem tersebut didasarkan pada program tunggal yang kompleks dan tidak terstruktur dengan banyak komponen yang saling berinteraksi. Perangkat lunak yang dihasilkan sangat sulit untuk diuji dan dimodifikasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, ISO telah mengembangkan pendekatan berlapis. Dalam pendekatan berlapis, konsep jaringan dibagi menjadi beberapa lapisan, dan setiap lapisan diberi tugas tertentu. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa tugas jaringan bergantung pada lapisan. Arsitektur Berlapis Mengapa kita memerlukan arsitektur berlapis? AGR//

DETAIL

OSI MODEL

OSI singkatan dari Open System Interconnection adalah model referensi yang menjelaskan bagaimana informasi dari aplikasi perangkat lunak di satu komputer bergerak melalui media fisik ke aplikasi perangkat lunak di komputer lainnya. OSI terdiri dari tujuh lapisan, dan setiap lapisan melakukan fungsi jaringan tertentu. Model OSI dikembangkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) pada tahun 1984, dan sekarang dianggap sebagai model arsitektur untuk komunikasi antar komputer. Model OSI membagi tugas secara keseluruhan menjadi tujuh tugas yang lebih kecil dan dapat dikelola. Setiap lapisan ditugaskan tugas tertentu. Setiap lapisan berdiri sendiri, sehingga tugas yang diberikan kepada setiap lapisan dapat dilakukan secara independen. Karakteristik OSI Model 7 Lapisan Model OSI 1. Lapisan Fisik Fungsi dari lapisan Fisik: 2. Lapisan Data-Link Lapisan Kontrol Tautan Logis Lapisan Kontrol Akses Media Fungsi dari lapisan Data-link 3. Lapisan Jaringan Fungsi dari Layer Jaringan: 4. Lapisan Transportasi Dua protokol yang digunakan dalam lapisan ini adalah: Protokol Kontrol Transmisi Protokol Datagram Pengguna Fungsi Lapisan Transport: 5. Lapisan Sesi Fungsi lapisan Sesi: 6. Lapisan Presentasi Fungsi lapisan Presentasi: 7. Lapisan Aplikasi Fungsi lapisan Aplikasi: AGR//

DETAIL