Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BNI, BCA, Mandiri, BRI di Indonesia
Apa Itu Tarik Tunai Tanpa Kartu? Tarik tunai tanpa kartu adalah layanan perbankan yang memungkinkan nasabah untuk menarik uang dari ATM tanpa perlu menggunakan kartu fisik. Layanan ini biasanya menggunakan aplikasi mobile banking untuk menghasilkan kode khusus yang dapat digunakan di ATM. Dengan adanya fitur ini, nasabah dapat melakukan transaksi dengan lebih praktis dan aman, terutama jika lupa membawa kartu ATM. Syarat Tarik Tunai Tanpa Kartu Untuk menggunakan layanan tarik tunai tanpa kartu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi: Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Bank BNI Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Bank BCA Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Bank Mandiri Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Bank BRI Keuntungan Tarik Tunai Tanpa Kartu Kekurangan Tarik Tunai Tanpa Kartu Kaitannya dengan Jurusan D3 Teknologi Telekomunikasi Fitur tarik tunai tanpa kartu sangat erat kaitannya dengan teknologi telekomunikasi. Jurusan D3 Teknologi Telekomunikasi mempelajari berbagai aspek yang mendukung layanan ini, seperti: Mahasiswa dan lulusan jurusan D3 Teknologi Telekomunikasi memiliki peran penting dalam mengembangkan, mengelola, dan mengamankan teknologi yang memungkinkan layanan perbankan modern ini berfungsi dengan baik dan aman. Kesimpulan Tarik tunai tanpa kartu adalah solusi modern yang memudahkan nasabah dalam melakukan penarikan uang tunai tanpa perlu membawa kartu ATM. Layanan ini ditawarkan oleh berbagai bank besar di Indonesia seperti BNI, BCA, Mandiri, dan BRI. Dengan memahami cara kerja dan syarat-syaratnya, nasabah dapat memanfaatkan fitur ini dengan maksimal. Meskipun ada beberapa kekurangan, keuntungan yang ditawarkan jauh lebih banyak dan memudahkan transaksi sehari-hari. Keterkaitan dengan jurusan D3 Teknologi Telekomunikasi menunjukkan betapa pentingnya peran teknologi dalam mengembangkan layanan perbankan yang aman dan efisien.
Perbandingan Konsep Fog Computing vs. Cloud Computing
Paradigma awan kini telah mentradisikan layanan komputasi sesuai permintaan melalui internet. Dengan komputasi awan, kita dapat memanfaatkan daya prosesor dan penyimpanan data tanpa perlu memiliki infrastruktur pusat data sendiri. Kita tinggal membayar sesuai dengan pemakaian, sehingga terhindar dari kerumitan dan biaya perawatan infrastruktur. Namun, kehadiran perangkat Internet of Things (IoT) membawa tantangan tersendiri. Banyaknya perangkat IoT yang terhubung menghasilkan data dalam jumlah besar yang perlu diproses secara cepat dan tepat waktu. Komputasi awan yang selama ini menjadi andalan, terkendala oleh latensi tinggi akibat jarak geografis antara perangkat IoT dan pusat data. Disinilah komputasi fog ️ muncul sebagai pahlawan! Komputasi fog berfungsi sebagai perpanjangan tangan komputasi awan yang lebih dekat dengan pengguna. Ia memanfaatkan perangkat pintar seperti router, gateway, dan bridge yang berada di jaringan ujung (edge network) untuk melakukan komputasi dan pengelolaan jaringan secara simultan. Meskipun sumber daya komputasi perangkat fog ️ lebih terbatas dibandingkan server awan, penyebaran geografis yang luas dan sifatnya yang terdesentralisasi memungkinkan layanan yang lebih handal dengan jangkauan yang luas. Dengan kata lain, komputasi fog ️ adalah “awan mini” yang posisinya lebih dekat dengan pengguna dibandingkan server awan konvensional. Komputasi Fog vs. Komputasi Awan: Perbandingan Jitu Aspek Komputasi Awan Komputasi Fog ️ Latensi Tinggi Rendah Kapasitas Tidak ada pengurangan data Mengurangi jumlah data yang dikirim ke awan Responsifnes Lambat Cepat Keamanan ️ Rendah Tinggi Kecepatan Tinggi (tergantung koneksi) Lebih tinggi dari awan Integrasi Data Beberapa sumber data Berbagai sumber data dan perangkat Mobilitas Terbatas Didukung Kesadaran Lokasi Sebagian Penuh Jumlah Server Sedikit Banyak Distribusi Geografis Sentralisasi Desentralisasi dan terdistribusi Lokasi Layanan Internet Jaringan lokal di ujung (edge network) Lingkungan Kerja Pusat data khusus dengan AC Dalam ruangan (rumah, kafe) atau luar ruangan (jalan raya, stasiun) Mode Komunikasi Jaringan IP Komunikasi nirkabel (WiFi, 3G, dll) atau kabel (bagian dari jaringan IP) Ketergantungan pada Kualitas Jaringan Inti Membutuhkan jaringan inti yang kuat Dapat bekerja dengan jaringan inti yang lemah Kelebihan Komputasi Fog ️ dibandingkan Komputasi Awan Kesimpulan Komputasi awan dan komputasi fog ️adalah dua teknologi yang saling melengkapi. Komputasi awan menyediakan kapasitas penyimpanan dan pemrosesan data yang besar, sedangkan komputasi fog ️ berfokus pada pemrosesan data secara cepat dan tepat waktu di jaringan ujung. Referensi: [1]
Manfaat Elastisitas di Cloud Computing: Mengoptimalkan Kekuatan
Elastisitas merupakan konsep yang mendasar dalam infrastruktur teknologi informasi, yang memungkinkan penyesuaian kapasitas sumber daya secara dinamis sesuai dengan kebutuhan. Dalam era modern teknologi, elastisitas cloud computing menjadi varian terkini dari konsep tersebut. Meskipun konsep ini sebanding dengan konsep skalabilitas tradisional, keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai potensi elastisitas ini. Elastisitas Cloud: Fleksibilitas yang Diperlukan Elastisitas cloud memungkinkan skalabilitas layanan cloud secara dinamis, mengikuti kebutuhan pelanggan terhadap ruang dan sumber daya lainnya. Dalam konteks ini, elastisitas cloud memungkinkan sumber daya cloud “meregang” saat diperlukan dan “mengendur” saat tidak digunakan, menandai salah satu aspek fundamental dari paradigma komputasi awan yang perlu dipahami. Manfaat Elastisitas Cloud: Dua Pendekatan Scaling: Dalam prakteknya, horizontal scaling cenderung lebih disukai karena lebih mudah diterapkan, terutama dalam lingkungan berbasis web saat ini. Perbedaan Esensial: Skalabilitas vs. Elastisitas Meskipun sebuah restoran mungkin memiliki kemampuan untuk menambah atau mengurangi jumlah meja dan kursi (skalabilitas tradisional), elastisitas cloud memungkinkan penambahan sumber daya secara langsung sesuai dengan permintaan pelanggan yang meningkat. Dengan demikian, elastisitas cloud membawa solusi untuk mengatasi kendala yang tidak dapat diatasi oleh model skalabilitas tradisional. Mengapa Disebut Elastisitas? Dalam infrastruktur IT konvensional, proses peningkatan kapasitas seringkali memakan waktu dan biaya yang signifikan. Elastisitas cloud, bagaimanapun, menggunakan fitur “resource pooling” dan “on-demand self-service” yang telah terintegrasi dalam komputasi awan, memungkinkan penyesuaian kapasitas yang lebih efisien dan cepat. Tiga Tingkatan Elastisitas yang Signifikan Penerapan Praktis Elastisitas Cloud Contoh penggunaan elastisitas cloud yang praktis mencakup proyek jangka pendek, toko online, dan layanan perangkat lunak berbasis cloud. Dalam setiap situasi, elastisitas cloud memungkinkan penggunaan sumber daya secara efisien sesuai dengan kebutuhan yang berubah-ubah. Manfaat Utama Elastisitas Cloud: Tantangan Elastisitas Cloud: Tips untuk Mengoptimalkan Elastisitas Cloud: Kesimpulan: Elastisitas cloud adalah alat yang kuat dalam artileri infrastruktur IT, yang memungkinkan perusahaan untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang dengan lebih baik. Namun, pemahaman yang mendalam mengenai manfaat, tantangan, dan strategi penerapan yang tepat sangatlah penting sebelum mengadopsi elastisitas cloud. Dengan perencanaan yang matang dan penerapan yang cermat, elastisitas cloud dapat menjadi aset yang tak ternilai bagi kesuksesan bisnis. Referensi: [1]
Eksplorasi Solusi Cloud Computing: Multi-Cloud vs. Hybrid Cloud
Dalam era perkembangan teknologi informasi yang pesat, cloud computing telah menjadi tulang punggung bagi banyak organisasi, memfasilitasi skalabilitas, efisiensi, dan fleksibilitas. Namun, dengan beragamnya kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan modern, dua pendekatan populer yang sering dipertimbangkan adalah Multi-Cloud dan Hybrid Cloud. Untuk membuat keputusan yang tepat, perusahaan harus memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing opsi. Multi-Cloud: Fleksibilitas Tanpa Batas Multi-Cloud merujuk pada penggunaan beberapa layanan cloud dari berbagai penyedia. Pendekatan ini menawarkan fleksibilitas yang luar biasa bagi perusahaan, memungkinkan mereka untuk memilih layanan yang paling cocok untuk setiap kebutuhan spesifik. Keuntungan Multi-Cloud: Kekurangan Multi-Cloud: Hybrid Cloud: Keseimbangan Antara Kontrol dan Fleksibilitas Hybrid Cloud menggabungkan keunggulan cloud publik dan privat, memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan kontrol atas data sensitif sambil memanfaatkan fleksibilitas dan skalabilitas cloud publik. Keuntungan Hybrid Cloud: Kekurangan Hybrid Cloud: Membuat Pilihan yang Tepat Keputusan antara Multi-Cloud dan Hybrid Cloud harus didasarkan pada kebutuhan dan prioritas spesifik perusahaan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi tingkat keamanan yang diperlukan, skala operasi, keahlian internal, dan anggaran yang tersedia. Kesimpulan Multi-Cloud dan Hybrid Cloud menawarkan pendekatan yang berbeda tetapi inovatif dalam mengelola infrastruktur IT. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan mereka. Pemilihan yang bijaksana akan menjadi landasan yang kuat untuk kesuksesan strategi cloud perusahaan. Referensi: [1]
Scalling in Cloud Computing: Pertumbuhan dan Efisiensi
Dalam komputasi awan, scalling atau skalabilitas sumber daya merujuk kepada kemampuan menambah atau mengurangi sumber daya Teknologi Informasi (TI) sesuai dengan kebutuhan yang dinamis. Skalabilitas ini adalah salah satu ciri khas komputasi awan dan menjadi pendorong utama popularitasnya yang meledak di kalangan dunia usaha. Kapasitas penyimpanan data, daya pemrosesan, dan jaringan semuanya dapat ditingkatkan dengan menggunakan infrastruktur komputasi awan yang ada. Penskalaan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, biasanya tanpa gangguan atau waktu henti. Berbeda dengan infrastruktur fisik lokal pada masa lampau, dimana penskalaan ke atas (up-scaling) memerlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan biaya yang selangit, penyedia layanan awan pihak ketiga telah memiliki seluruh infrastruktur yang lengkap. Ini adalah salah satu fitur paling populer dan bermanfaat dari komputasi awan, karena bisnis dapat tumbuh atau menyusut untuk memenuhi permintaan tergantung pada musim, proyek, pengembangan, dan lain sebagainya. Dengan menerapkan penskalaan awan, kita memungkinkan sumber daya kita untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan lalu lintas atau organisasi, dan sebaliknya. Ada beberapa cara utama untuk melakukan penskalaan ke awan: Penskalaan di Awan Ketika kita memindahkan penskalaan ke awan, kita mengalami sejumlah besar fleksibilitas yang menghemat uang dan waktu bagi bisnis. Ketika permintaan melonjak, mudah untuk menskalakan ke atas untuk mengakomodasi beban baru. Saat keadaan menjadi normal kembali, kita dapat menskalakan ke bawah. Ini sangat penting karena komputasi awan menggunakan model bayar sesuai penggunaan (pay-as-you-go). Biasanya, para profesional memperkirakan kebutuhan kapasitas maksimum mereka dan membeli semuanya di muka. Jika mereka melebih-lebihkan, mereka membayar untuk sumber daya yang tidak digunakan. Jika mereka meremehkan, mereka tidak memiliki layanan dan sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi secara efektif. Dengan penskalaan awan, bisnis mendapatkan kapasitas yang mereka butuhkan ketika mereka membutuhkannya, dan mereka hanya membayar berdasarkan penggunaan. Sifat on-demand inilah yang membuat awan begitu menarik. Kita bisa mulai dari yang kecil dan menyesuaikannya seiring berjalannya waktu. Cepat, mudah, dan kita memegang kendali. Perbedaan antara Elastisitas dan Skalabilitas Awan Fitur Elastisitas Awan Skalabilitas Awan Tujuan Digunakan untuk memenuhi lonjakan permintaan yang tiba-tiba dan singkat dalam beban kerja. Digunakan untuk memenuhi peningkatan statis dalam beban kerja. Sifat Permintaan Dinamis dan tidak terduga. Dapat diprediksi dan terencana. Waktu Respon Cepat dan otomatis. Lebih lambat dan manual. Dampak pada Infrastuktur Biasanya menggunakan sumber daya yang tidak terpakai. Menambahkan atau menghapus server. Contoh Penggunaan Menangani lonjakan lalu lintas pada situs web e-commerce selama musim liburan. Menambahkan server untuk mengakomodasi pertumbuhan basis pengguna aplikasi SaaS. drive_spreadsheetEkspor ke Spreadsheet Mengapa Awan Dapat Diskalakan? Arsitektur awan yang dapat diskalakan dimungkinkan melalui virtualisasi. Berbeda dengan mesin fisik yang sumber daya dan performanya relatif statis, mesin virtual (VM) sangat fleksibel dan dapat dengan mudah diskalakan ke atas atau ke bawah. Mereka dapat dipindahkan ke server lain atau dihosting di beberapa server sekaligus; beban kerja dan aplikasi dapat digeser ke VM yang lebih besar sesuai kebutuhan. Penyedia layanan awan pihak ketiga juga memiliki semua sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak yang sangat besar yang sudah tersedia untuk memungkinkan penskalaan cepat yang tidak dapat dicapai oleh bisnis individu secara hemat biaya sendiri. Manfaat Skalabilitas Awan Manfaat utama skalabilitas awan yang mendorong adopsi awan untuk bisnis besar dan kecil: Kapan Menggunakan Skalabilitas Awan? Bisnis yang sukses menggunakan model bisnis yang dapat diskalakan untuk berkembang pesat dan memenuhi permintaan yang berubah. Hal ini tidak berbeda dengan TI mereka. Manfaat skalabilitas awan membantu bisnis tetap gesit dan kompetitif. Skalabilitas adalah salah satu alasan utama untuk bermigrasi ke awan. Baik permintaan lalu lintas atau beban kerja meningkat secara tiba-tiba atau meningkat secara bertahap dari waktu ke waktu, solusi awan yang dapat diskalakan memungkinkan organisasi untuk merespons dengan tepat dan hemat biaya terhadap peningkatan penyimpanan dan kinerja. Bagaimana Menentukan Skalabilitas Awan Optimal? Perubahan kebutuhan bisnis atau meningkatnya permintaan sering kali mengharuskan perubahan solusi awan Anda yang dapat diskalakan. Tetapi berapa banyak penyimpanan, memori, dan daya pemrosesan yang Anda butuhkan? Apakah Anda akan menskalakan ke dalam atau ke luar? Untuk menentukan solusi ukuran yang tepat, pengujian kinerja berkelanjutan sangat penting. Administrator TI harus terus mengukur waktu respons, jumlah permintaan, beban CPU, dan penggunaan memori. Pengujian skalabilitas juga mengukur kinerja aplikasi dan kemampuannya untuk menskalakan ke atas atau ke bawah berdasarkan permintaan pengguna. Otomatisasi juga dapat membantu mengoptimalkan skalabilitas awan. Anda dapat menetapkan ambang batas penggunaan yang memicu penskalaan otomatis agar tidak memengaruhi kinerja. Anda juga dapat mempertimbangkan layanan atau alat manajemen konfigurasi pihak ketiga untuk membantu Anda mengelola kebutuhan, tujuan, dan implementasi penskalaan Anda. Kesimpulan Skalabilitas awan adalah kemampuan untuk menambah atau mengurangi sumber daya komputasi sesuai dengan permintaan. Ini adalah salah satu manfaat utama komputasi awan, karena memungkinkan bisnis untuk secara fleksibel menanggapi perubahan kebutuhan mereka. Ada tiga jenis utama penskalaan awan: penskalaan vertikal, penskalaan horizontal, dan penskalaan diagonal. Referensi: [1]
Menjelajahi Platform Aneka dalam Dunia Cloud Computing
Aneka, sebuah platform canggih untuk komputasi awan, bagaikan orkestra yang mengantarkan melodi aplikasi terdistribusi ke alam maya. Layaknya konduktor, Aneka memimpin berbagai model pemrograman, seperti MapReduce, melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API) yang fleksibel. Kemampuannya tak terbatas, mampu merajut berbagai model awan, baik privat, publik, maupun hibrida. Manjrasoft, sang maestro di balik Aneka, senantiasa berinovasi dalam menciptakan teknologi perangkat lunak yang mempermudah pengembangan dan peluncuran aplikasi awan, baik privat maupun publik. Produk kami bagaikan platform yang melayani, siap membantu para pengembang dalam mewujudkan aplikasi impian mereka di atas awan. Struktur Ganda: Aneka yang Serbaguna Aneka, sang platform yang handal, membuka gerbang bagi para pengembang untuk membangun aplikasi komputasi awan. Di dalam Aneka, aplikasi-aplikasi ini menemukan rumah mereka, siap untuk dijalankan dan melayani. Aneka merupakan solusi PaaS murni untuk komputasi awan, layaknya pelayan yang setia, selalu siap sedia. Manya, nama lain Aneka, bagaikan kanvas yang luas, dapat dibentangkan di atas berbagai infrastruktur. Jaringan komputer, server multicore, pusat data, infrastruktur awan virtual, bahkan kombinasi dari semuanya, dapat menjadi landasan bagi Manya untuk berkarya. Kemampuannya tak terhingga, mampu menampung berbagai kontainer yang terbagi dalam tiga kategori utama: Teknologi Ganda: Kekuatan Ganda untuk Inovasi Dua komponen utama menjadi tulang punggung teknologi Aneka: Potensi Aneka sebagai Platform as a Service telah diakui dan dimanfaatkan oleh para pengguna dan pelanggannya di berbagai bidang, seperti teknik, ilmu hayati, pendidikan, dan intelijen bisnis. Aneka telah menjadi katalisator bagi inovasi dan kemajuan di berbagai sektor. Arsitektur Aneka: Simfoni yang Harmonis Aneka bagaikan sebuah simfoni yang harmonis, menggabungkan berbagai elemen untuk menghasilkan komputasi awan yang terdistribusi. Ia memanfaatkan PC desktop sesuai permintaan dan siklus CPU, serta jaringan server atau pusat data yang heterogen. Aneka menyediakan seperangkat API yang kaya bagi para pengembang untuk memanfaatkan sumber daya ini secara transparan dan mengungkapkan logika bisnis aplikasi dengan mudah. Administrator sistem, bagaikan konduktor yang cakap, dapat memantau dan mengendalikan infrastruktur Aneka melalui berbagai peralatan yang tersedia. Aneka tak terbatas pada awan publik yang terbuka bagi semua orang, tetapi juga mampu membangun awan privat dengan akses terbatas. Awan komputasi berbasis multipleks, bagaikan orkestra yang tersebar, terdiri dari kumpulan sumber daya fisik dan tervirtualisasi yang terhubung melalui jaringan, baik internet maupun intranet privat. Setiap sumber daya menjadi host bagi instance dari beberapa kontainer, bagaikan alat musik yang dimainkan oleh para musisi handal. Kontainer menyediakan fitur manajemen dasar dari sebuah node tunggal dan memanfaatkan semua fungsi lain dari layanan hosting-nya. Layanan dalam Aneka dibagi menjadi tiga kategori: layanan sandang, fondasi, dan eksekusi. Layanan fondasi, bagaikan fondasi kokoh orkestra, mengidentifikasi sistem inti dari middleware Anka, menyediakan seperangkat fitur infrastruktur untuk memungkinkan kontainer Anka melakukan tugas tertentu dengan presisi. Referensi: [1]
Grid Computing: Optimalkan Infrastruktur untuk Kemajuan Teknologi
Konsep komputasi grid, yang merujuk pada penggunaan strategi sistem yang terdistribusi secara luas untuk mencapai tujuan bersama, adalah sebuah terobosan dalam dunia teknologi informasi. Grid komputasi dapat dianalogikan dengan jaringan komputer yang terdesentralisasi, dimana file dan aktivitas non-interaktif saling terhubung. Komputasi grid berbeda dengan platform komputasi berperforma tinggi tradisional seperti komputasi kluster. Dalam komputasi kluster, setiap unit didedikasikan untuk fungsi atau aktivitas tertentu. Komputer grid juga lebih beragam dan tersebar secara geografis dibandingkan komputer kluster, dan tidak terhubung secara fisik. Namun, grid tertentu dapat dialokasikan ke platform terpadu, dan grid sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Paket aplikasi jaringan grid serba guna kerap kali digunakan untuk membangun grid. Ukuran grid bisa sangat masif. Grid membentuk jaringan komputasi terdesentralisasi dimana “komputer virtual super” tersusun atas beberapa perangkat yang saling terhubung secara longgar untuk menjalankan operasi besar secara bersama-sama. Komputasi terdistribusi atau grid adalah jenis pemrosesan paralel yang menggunakan seluruh perangkat (dengan CPU, penyimpanan, catu daya, konektivitas jaringan, dan lain-lain) yang terhubung ke jaringan (pribadi atau publik) melalui koneksi jaringan tradisional, seperti Ethernet, untuk aplikasi tertentu. Ini berbeda dengan konsep komputer kuantum pada umumnya, yang terdiri dari beberapa inti yang terhubung oleh universal serial bus yang ditingkatkan pada tingkat lokal. Teknik ini telah dipakai dalam berbagai entitas perusahaan untuk aplikasi seperti pengembangan obat, analisis pasar, aktivitas seismik, dan manajemen data back-end untuk mendukung e-commerce dan layanan online. Komputasi grid telah diimplementasikan untuk menangani permasalahan penelitian, numerik, dan pendidikan yang membutuhkan komputasi intensif melalui teknologi komputer sukarela. Komputasi grid menyatukan mesin dari berbagai sektor organisasi untuk mencapai tujuan yang serupa, seperti menyelesaikan pekerjaan tunggal dan kemudian menghilang dengan cepat. Grid dapat dipersempit menjadi sekelompok terminal komputer di dalam perusahaan, seperti aliansi yang diakses melibatkan banyak organisasi dan sistem. “Grid terbatas juga dapat disebut sebagai kolaborasi intra-node, sedangkan grid yang lebih besar dan lebih luas dapat disebut sebagai kerjasama inter-node.” Pengelolaan aplikasi Grid bisa jadi sulit, terutama ketika menangani aliran data di antara sumber daya komputasi yang berjauhan. Sistem pengurutan grid adalah kombinasi perangkat lunak otomatisasi alur kerja yang dibuat khusus untuk menyusun dan menjalankan urutan proses modifikasi data atau matematika atau urutan tertentu dalam pengaturan grid. Sejarah Komputasi Grid Pada awal tahun 1990-an, istilah “komputasi grid” digunakan sebagai analogi untuk membuat daya komputasi dapat diakses semudah jaringan listrik. Analogi jaringan listrik untuk komputasi terukur langsung menjadi klasik ketika Ian Foster dan Carl Kesselman meluncurkan artikel penting mereka, “The Grid: Blueprint for a New Computing Infrastructure” (1999). Konsep komputasi grid (1961) sudah ada sebelum ini selama berabad-abad: komputer sebagai layanan utilitas, mirip dengan jaringan telekomunikasi. Ian Foster dan Steve Tuecke dari Universitas Chicago serta Carl Kesselman dari Institut Ilmu Komputer Universitas California Selatan bersama-sama mengumpulkan konsep grid (yang mencakup konsep pengembangan paralel, pengembangan berorientasi objek, dan layanan online). Ketiganya secara populer dianggap sebagai ” bapak grid” karena mereka yang memulai inisiatif untuk membangun Globus Toolkit. Toolkit ini mencakup pemeliharaan memori, penyediaan keamanan, transportasi informasi, pengawasan, dan seperangkat alat untuk membangun layanan tambahan tergantung pada platform yang sama, seperti penyelesaian kontrak, sistem pemberitahuan, fungsi pemicu, dan ekspresi analitis. Meskipun Globus Toolkit mempertahankan standar de facto untuk pengembangan sistem grid, beberapa teknologi potensial telah dikembangkan untuk menangani sebagian kapabilitas yang dibutuhkan untuk membangun grid global atau bisnis. Istilah “komputasi awan” menjadi terkenal pada tahun 2007. Ini didasarkan pada deskripsi Foster tentang komputasi grid (di mana sumber daya komputasi dikonsumsi seperti halnya listrik dikonsumsi dari jaringan listrik) dan komputasi utilitas sebelumnya. Komputasi grid sering kali (tetapi tidak selalu) terkait dengan penyediaan lingkungan komputasi awan, seperti yang ditunjukkan oleh AppLogic dari 3tera. Secara ringkas, komputasi “terdistribusi” atau “grid” bergantung pada sistem komputer lengkap (dengan inti CPU navigasi, penyimpanan, unit catu daya, konektivitas jaringan, dan lain-lain) yang terpasang ke jaringan (pribadi, komunitas, atau World Wide Web) melalui koneksi jaringan tradisional, yang berujung pada perangkat keras yang ada, berbeda dengan kapasitas rendah dalam mendesain dan membangun sejumlah kecil superkomputer khusus. Kelemahan kinerja mendasar adalah tidak adanya konektivitas. Perbandingan Antara Grid dan Superkomputer Secara ringkas, pemrosesan komputer “terdistribusi” atau “grid” bergantung pada desktop lengkap (dengan prosesor internal, penyimpanan, unit catu daya, perangkat jaringan, dan lain-lain) yang terhubung ke jaringan (pribadi, publik, atau internet) melalui titik akses tradisional, yang menghasilkan sistem tertanam, berbeda dengan energi rendah dalam mendesain dan membangun sejumlah kecil superkomputer khusus. Kelemahan kinerja yang relevan adalah tidak adanya tautan berkecepatan tinggi antara beberapa CPU dan fasilitas penyimpanan regional. Konfigurasi ini sangat cocok untuk situasi di mana berbagai perhitungan simultan dapat dilakukan secara terpisah tanpa memerlukan nilai kesalahan untuk dikomunikasikan antar prosesor. Karena rendahnya permintaan koneksi antar unit dibandingkan dengan kekuatan jaringan terbuka, skalabilitas tinggi grid geografis yang beragam sering kali bermanfaat. Ada berbagai variasi kode dan MC juga. Menulis program yang dapat berfungsi dalam konteks superkomputer, yang mungkin memiliki versi khusus Windows atau memerlukan aplikasi untuk menyelesaikan masalah paralelisme, bisa jadi mahal dan menantang. Jika tugas dapat didistribusikan dengan tepat, “cangkang tipis” arsitektur “grid” dapat memungkinkan kode tradisional dan independen untuk dieksekusi pada banyak mesin, masing-masing menyelesaikan komponen berbeda dari masalah yang sama. Hal ini mengurangi masalah yang disebabkan oleh beberapa versi kode yang sama yang beroperasi di area pemrosesan dan disk bersama yang sama secara bersamaan, memungkinkan penulisan dan debugging pada satu sistem tradisional tunggal. Perbedaan dan Kendala Arsitektur Grid terintegrasi dapat menggabungkan sumber daya komputasi dari satu atau lebih orang atau organisasi (dikenal sebagai beberapa domain administratif). Hal ini dapat mempermudah perdagangan, seperti layanan komputasi atau ilmu komputer amal. Salah satu kelemahan fungsi ini adalah bahwa mesin yang menjalankan persamaan mungkin tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Akibatnya, insinyur desain harus menyertakan tindakan pencegahan untuk mencegah kesalahan atau responden jahat menghasilkan hasil yang salah, menyesatkan, atau tidak akurat, serta menggunakan kerangka kerja sebagai variabel untuk invasi. Ini sering kali memerlukan penugasan tugas ke beberapa node (diasumsikan dengan beberapa pemilik) secara berkala dan memastikan bahwa setidaknya dua titik akhir mengungkapkan solusi yang sama untuk kelompok kerja yang disediakan. Inkonsistensi akan mengungkapkan jaringan yang tidak berfungsi atau jahat. Tidak ada metode untuk memastikan bahwa titik akhir tidak akan keluar dari koneksi pada periode sewenang-wenang karena kurangnya kekuatan terpusat di seluruh peralatan.
Multitenancy Cloud Computing: Efisiensi Layanan Sumber Daya
Multitenancy, atau konsep layanan jamak, adalah sebuah terobosan dalam arsitektur perangkat lunak dimana satu instansi perangkat lunak tunggal dapat melayani berbagai kelompok pengguna yang berbeda. Dalam komputasi awan, ini berarti banyak pelanggan dari vendor cloud menggunakan sumber daya komputasi yang sama. Meskipun demikian, data masing-masing pelanggan cloud tersebut tetap terpisah dan aman. Konsep ini merupakan inti penting dalam Komputasi Awan. Multitenancy dapat dianalogikan dengan layanan perbankan. Banyak orang dapat menyimpan uang di bank yang sama. Namun, aset setiap nasabah berbeda. Satu nasabah tidak dapat mengakses uang dan rekening nasabah lainnya, dan mereka tidak saling mengetahui saldo dan detail rekening masing-masing. Keunggulan Multitenancy Kelemahan Multitenancy Pada private cloud, pelanggan atau penyewa dapat berupa individu atau kelompok yang berbeda dalam perusahaan yang sama. Sedangkan pada public cloud, organisasi yang sama sekali berbeda dapat berbagi ruang server mereka secara aman. Sebagian besar penyedia cloud publik menggunakan model multi-tenancy, yang memungkinkan mereka menjalankan server dengan instansi tunggal, yang lebih murah dan membantu menyederhanakan pembaruan. Perbandingan Multitenant Cloud vs. Single-Tenant Cloud Dalam single-tenant cloud, hanya satu klien yang dihosting di server dan diberikan akses ke sana. Karena arsitektur multi-tenancy menghosting banyak klien pada server yang sama, penting untuk memahami keamanan dan kinerja penyedia secara menyeluruh. Single-tenant cloud memberi pelanggan kontrol lebih besar dalam mengelola data, penyimpanan, keamanan, dan kinerja. Keuntungan Arsitektur Multitenant Ada berbagai keuntungan dari multitenancy, yang terlihat jelas dari popularitas komputasi awan. Contoh Multi-Tenancy Cloud multitenant dapat dibandingkan dengan struktur gedung apartemen. Setiap penghuni memiliki akses ke apartemen mereka sendiri di dalam keseluruhan perjanjian gedung, dan hanya orang yang berwenang yang boleh memasuki unit tertentu. Namun, seluruh gedung berbagi sumber daya seperti air, listrik, dan area umum. Hal ini mirip dengan cloud multitenant di mana penyedia menetapkan kuota, aturan, dan harapan kinerja yang luas untuk pelanggan, tetapi setiap pelanggan memiliki akses pribadi ke informasi mereka. Multitenancy dapat menggambarkan arsitektur perangkat keras atau perangkat lunak di mana beberapa sistem, aplikasi, atau data dari berbagai perusahaan dihosting pada perangkat keras fisik yang sama. Ini berbeda dengan single-tenancy, di mana server menjalankan satu instansi sistem operasi dan aplikasi. Dalam dunia cloud, arsitektur cloud multitenant memungkinkan pelanggan (“penyewa”) untuk berbagi sumber daya komputasi di cloud publik atau privat. Multitenancy adalah fitur umum dari layanan cloud yang dibuat khusus dan dikirimkan, karena ini memungkinkan pelanggan untuk berbagi sumber daya secara efisien sambil menskalakan dengan aman untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Meskipun mereka berbagi sumber daya, pelanggan cloud tidak menyadari keberadaan satu sama lain, dan data mereka tetap terpisah. Apa Arti Multitenant bagi Cloud? Penyedia cloud menawarkan multitenancy sebagai cara untuk berbagi penggunaan sumber daya komputasi. Namun, penggunaan bersama sumber daya ini tidak boleh disamakan dengan virtualisasi, konsep yang terkait erat. Dalam lingkungan multitenant, banyak klien berbagi aplikasi yang sama, dalam lingkungan operasi yang sama. Perbedaan Multitenancy dengan Virtualisasi Meskipun multitenancy dan virtualisasi sering digunakan secara bergantian, keduanya adalah konsep yang berbeda. Virtualisasi adalah teknik yang memungkinkan beberapa sistem operasi atau aplikasi berjalan secara independen pada satu komputer fisik. Hal ini dicapai dengan membuat mesin virtual (VM) yang meniru lingkungan komputer fisik. Setiap VM memiliki sistem operasi, aplikasi, dan sumber dayanya sendiri. Multitenancy, di sisi lain, adalah arsitektur perangkat lunak yang memungkinkan beberapa klien berbagi sumber daya fisik yang sama, seperti CPU, memori, dan penyimpanan. Setiap klien memiliki ruang sendiri dalam arsitektur multitenant, dan datanya diisolasi dari data klien lain. Keamanan Multitenancy Keamanan adalah salah satu aspek terpenting dari arsitektur multitenant. Penyedia cloud harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa data setiap klien aman dan terlindungi dari akses tidak sah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, seperti: Contoh Multitenancy di Linux Siapa pun yang menyiapkan lingkungan multitenant akan dihadapkan pada opsi untuk mengisolasi lingkungan menggunakan mesin virtual (VM) atau container. Dengan VM, hypervisor memutar mesin tamu, yang masing-masing memiliki sistem operasi dan aplikasi serta dependensi. Hypervisor juga memastikan bahwa pengguna diisolasi satu sama lain. Dibandingkan dengan VM, container menawarkan model yang lebih ringan, fleksibel, dan mudah diukur. Container menyederhanakan penerapan multitenancy dengan menerapkan beberapa aplikasi pada satu host, menggunakan kernel dan runtime container untuk memutar setiap container. Tidak seperti VM, yang berisi kernelnya sendiri, aplikasi yang berjalan dalam container berbagi kernel, bahkan di beberapa penyewa. Di Linux, namespace memungkinkan beberapa container untuk menggunakan sumber daya yang sama secara bersamaan tanpa konflik. Mengamankan container sama dengan mengamankan proses yang sedang berjalan. Database Multitenant Saat memilih database untuk aplikasi multitenant, pengembang harus menyeimbangkan kebutuhan atau keinginan pelanggan untuk isolasi data dan solusi cepat dan ekonomis dalam menanggapi pertumbuhan atau lonjakan lalu lintas aplikasi. Untuk memastikan isolasi lengkap, pengembang dapat mengalokasikan instans database terpisah untuk setiap penyewa. Di sisi lain, untuk memastikan skalabilitas maksimum, pengembang dapat membuat semua penyewa berbagi instans database yang sama. Namun, sebagian besar pengembang memilih untuk menggunakan penyimpanan data seperti PostgreSQL, yang memungkinkan setiap penyewa memiliki skema mereka sendiri dalam satu instans database (kadang-kadang disebut ‘isolasi lunak’) dan memberikan yang terbaik dari kedua dunia. Bagaimana dengan Solusi Keamanan “Hybrid”? Organisasi semakin banyak menggunakan aplikasi berbasis cloud, seperti Salesforce, Box, dan Office 365 saat bermigrasi ke layanan infrastruktur seperti Microsoft Azure dan Amazon Web Services (AWS). Oleh karena itu, banyak bisnis menyadari bahwa lebih masuk akal untuk mengamankan lalu lintas di cloud. Sebagai tanggapan, vendor lama yang sangat bergantung pada penjualan peralatan perangkat keras secara berkala mempromosikan apa yang disebut “solusi hibrida”. Dalam hal ini, keamanan pusat data dikendalikan oleh perangkat dan keamanan seluler atau cabang mirip dengan yang ditempatkan di lingkungan cloud. Tumpukan menangani keamanan. Strategi hybrid ini memperumit, bukan menyederhanakan, keamanan perusahaan karena pengguna dan administrator cloud tidak mendapatkan manfaat dari layanan cloud nyata – kecepatan, skala, visibilitas global, dan intelijen ancaman – yang hanya dapat disediakan melalui arsitektur global. Kesimpulan Multitenancy adalah konsep arsitektur yang inovatif dalam komputasi awan yang memungkinkan penyedia layanan untuk berbagi sumber daya komputasi dengan banyak klien secara efisien dan aman. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, multitenancy menawarkan banyak manfaat bagi pelanggan, seperti penghematan biaya, peningkatan fleksibilitas, dan efisiensi yang lebih tinggi. Dengan kemajuan teknologi dan peningkatan praktik keamanan, multitenancy akan terus memainkan peran penting dalam masa depan komputasi awan. Referensi:
Mengeksplorasi Kekuatan Fitur Utama dari Cloud Computing
Dunia maya, layaknya pasar malam yang tidak pernah sepi, terus berkembang dengan pesat. Di tengah hiruk pikuknya, komputasi awan hadir bagaikan terobosan teknologi yang merevolusi cara kita mengelola data dan informasi. Bagi para pebisnis, komputasi awan ibarat lapak baru yang menawarkan solusi inovatif untuk kebutuhan penyimpanan data dan komputasi mereka. Pemanfaatan Sumber Daya Bersama: Filosofi Kolaborasi dan Efisiensi Di pasar malam, para pedagang saling bertukar barang dan bekerja sama untuk menarik pembeli. Komputasi awan menerapkan filosofi serupa. Penyedia layanan cloud bagaikan pedagang yang berbagi sumber daya komputasi mereka dengan banyak klien, memungkinkan mereka untuk melayani berbagai kebutuhan secara efisien. Strategi multi-klien ini diterapkan pada berbagai layanan, mulai dari penyimpanan data, pemrosesan, hingga pengiriman bandwidth. Hebatnya lagi, proses alokasi sumber daya ini dilakukan secara real-time tanpa mengganggu kenyamanan klien. Swalayan Sesuai Permintaan: Layanan Mandiri yang Berdaya Pernahkah Anda mengunjungi warung makan yang memungkinkan Anda memilih lauk pauk sesuai selera? Komputasi awan menawarkan kemudahan serupa. Para klien dapat memantau uptime server, kapabilitas, dan penyimpanan jaringan yang dialokasikan, layaknya pembeli yang memeriksa kualitas produk sebelum membelinya. Fitur fundamental ini memberikan kontrol penuh kepada klien atas kemampuan komputasi mereka, memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan kebutuhan yang terus berkembang. Perawatan yang Mudah: Bebas Repot dan Hemat Waktu Memiliki server sendiri bagaikan mengurus lapak tanpa karyawan. Server memerlukan perawatan rutin dan sering kali membutuhkan perhatian ekstra. Di sisi lain, komputasi awan menawarkan solusi yang jauh lebih praktis. Para klien tak perlu repot mengurus server, karena semua perawatan dan pemeliharaan dilakukan oleh penyedia layanan cloud. Hal ini memungkinkan klien untuk fokus pada aspek lain dari bisnis mereka, layaknya pedagang yang fokus pada penjualan tanpa terbebani oleh urusan teknis. Skalabilitas dan Elastisitas Cepat: Beradaptasi dengan Dinamika Pasar Di pasar malam, pedagang yang gesit dan mampu beradaptasi dengan perubahan permintaan adalah kunci kesuksesan. Komputasi awan pun menawarkan prinsip serupa. Fitur skalabilitasnya memungkinkan klien untuk menangani beban kerja yang fluktuatif dengan hemat biaya. Layaknya pedagang yang menambah atau mengurangi stok barang dagangan sesuai musim, klien dapat meningkatkan atau menurunkan kapasitas komputasi mereka dengan mudah dan cepat. Hemat Biaya: Solusi Ekonomis untuk Kebutuhan Komputasi Setiap pedagang tentu ingin memaksimalkan keuntungan dengan menekan biaya. Komputasi awan menawarkan solusi yang hemat biaya untuk kebutuhan komputasi. Klien hanya perlu membayar ruang penyimpanan yang mereka gunakan, tanpa perlu berinvestasi dalam infrastruktur hardware yang mahal. Hal ini bagaikan pedagang yang hanya menyewa lapak tanpa perlu membeli seluruh bangunan pasar malam. Pengelolaan layanan cloud pun dilakukan dengan efisien, dan terkadang, beberapa ruang penyimpanan dialokasikan secara gratis. Pengukuran dan Layanan Pelaporan: Transparansi dan Akuntabilitas Di pasar malam, pedagang yang transparan dan akuntabel dalam transaksi jual beli akan mendapatkan kepercayaan pelanggan. Komputasi awan pun menerapkan prinsip ini. Layanan pelaporan yang disediakan memungkinkan klien untuk memantau penggunaan layanan dan memastikan pemanfaatan sumber daya yang optimal. Hal ini layaknya pedagang yang mencatat setiap transaksi dan menganalisisnya untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Keamanan: Melindungi Data dengan Kepedulian Tinggi Keamanan data adalah prioritas utama bagi setiap pedagang dan pembeli di pasar malam. Komputasi awan menawarkan solusi keamanan yang canggih untuk melindungi data klien. Layanan cloud membuat salinan data yang disimpan di beberapa server, sehingga data tetap aman meskipun terjadi kerusakan pada satu server. Hal ini bagaikan pedagang yang menyimpan barang dagangannya di beberapa gudang untuk meminimalisir risiko kehilangan. Otomatisasi: Efisiensi dan Produktivitas yang Maksimal Di era digital ini, otomatisasi menjadi kunci efisiensi dan produktivitas. Komputasi awan memungkinkan otomatisasi dalam berbagai proses, mulai dari pemasangan server hingga pemeliharaan sistem. Hal ini bagaikan pedagang yang menggunakan mesin kasir otomatis untuk mempercepat proses transaksi. Otomatisasi ini memungkinkan klien untuk fokus pada aspek bisnis yang lebih strategis, layaknya pedagang yang fokus pada strategi pemasaran dan pengembangan produk. Ketahanan: Pentingnya Antisipasi dan Pemulihan Di pasar malam, pedagang harus siap menghadapi berbagai gangguan, seperti hujan deras atau badai. Komputasi awan pun menawarkan ketahanan yang tinggi. Fitur ini memungkinkan layanan cloud untuk pulih dengan cepat dari gangguan apa pun, seperti kerusakan server atau serangan cyber. Ketahanan: Pentingnya Antisipasi dan Pemulihan Di pasar malam, pedagang harus siap menghadapi berbagai gangguan, seperti hujan deras atau badai. Komputasi awan pun menawarkan ketahanan yang tinggi. Fitur ini memungkinkan layanan cloud untuk pulih dengan cepat dari gangguan apa pun, seperti kerusakan server atau serangan cyber. Hal ini layaknya pedagang yang memiliki asuransi dan strategi cadangan untuk meminimalisir kerugian akibat kejadian tak terduga. Akses Jaringan Luas: Jangkauan Tanpa Batas Di pasar malam, pembeli dari berbagai penjuru dapat datang dan menikmati ragam dagangan. Komputasi awan menawarkan kemudahan serupa. Klien dapat mengakses data cloud atau mentransfer data ke cloud dari mana saja dengan perangkat dan koneksi internet. Kemampuan ini memungkinkan kolaborasi dan akses informasi secara real-time, tanpa batasan geografis. Hal ini bagaikan pedagang yang dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia melalui platform online. Kesimpulan Berbagai fitur komputasi awan, bagaikan lentera yang menerangi jalan menuju masa depan komputasi yang lebih cerah. Baik bagi penyedia layanan maupun klien, komputasi awan menawarkan solusi inovatif dan efisien untuk kebutuhan penyimpanan data dan komputasi. Di era digital ini, komputasi awan menjadi kunci bagi organisasi untuk berkembang dan bersaing di pasar yang dinamis.
Karir Prospektif: Dunia Cloud Computing yang Menjanjikan
Cloud computing atau komputasi awan adalah dunia yang penuh dengan peluang. Kebutuhan para profesional di bidang ini pun semakin meningkat seiring dengan pesatnya ketergantungan kita terhadap akses jarak jauh. Komputasi awan merupakan sistem basis data dan perangkat lunak yang biasanya beroperasi di pusat data dan gudang penyimpanan. Ini memungkinkan pengguna dan bisnis untuk mengakses informasi digital melalui internet dari mana saja, alih-alih harus memiliki server fisik di ruang penyimpanan jaringan di kantor pusat. Bagi para pelaku bisnis, terutama usaha kecil dan startup, penggunaan cloud computing dapat menekan biaya overhead, khususnya di bagian IT. Mereka tidak perlu mengeluarkan modal yang besar untuk membangun departemen IT yang ekstensif di tempat. Hampir setiap aspek kehidupan modern kita saat ini melibatkan interaksi dengan teknologi cloud, baik sebagai konsumen maupun dalam lingkungan IT. Sebagai contoh, di sisi konsumen, pudarnya media fisik seperti CD, DVD, dan video game telah mendorong maraknya layanan streaming on-demand. Layanan ini membutuhkan opsi penyimpanan jarak jauh yang mampu mendukung pengiriman data dalam jumlah besar secara akurat dan cepat. Di bidang IT sendiri, kemajuan kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan kompatibilitas IoT telah mendorong perusahaan untuk mencari kelincahan dan fleksibilitas yang ditawarkan cloud computing. Sistem yang kompleks seperti ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus, yang mengharuskan pelatihan dan kualifikasi tertentu. Keterampilan yang Dibutuhkan untuk Karier di Komputasi Awan Tidak seperti kata pepatah “Bagai pungguk merindukan bulan”, kebutuhan keahlian untuk bekerja di bidang komputasi awan tidak tergantung pada tahap karier Anda saat ini. Beberapa keahlian dasar yang wajib dimiliki adalah: Selain keahlian teknis, sebagaimana pepatah “Sepandai-pandai tupai melompat, sekali jatuh juga”, dalam bidang IT apapun, Anda juga perlu memiliki rasa ingin tahu, kemampuan analisis, dan kemauan untuk selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna yang pesat, sebagai pendorong inovasi teknologi. Karier Prospektif di Komputasi Awan Perusahaan mungkin memiliki deskripsi pekerjaan yang bervariasi untuk peran tertentu dalam komputasi awan beserta persyaratan khusus mereka, namun informasi berikut berlaku secara luas di seluruh Indonesia. Anda dapat menemukan gaji untuk posisi dibawah ini beserta karier lain di bidang komputasi awan. Para ahli ini mengelola keberadaan dan infrastruktur cloud perusahaan. Mereka mengembangkan, menerapkan, dan memperbarui kebijakan tentang bagaimana karyawan dan pengguna mengakses layanan cloud, membuat protokol dan kebijakan keamanan, memantau dan memastikan uptime, serta menilai kebutuhan pembaruan teknologi. Bayangkan arsitektur cloud sebagai kerangka tempat semua teknologi cloud lainnya beroperasi. Inilah “bingkai rumah”, dan semua subspesialisasi khusus cloud seperti lantai, pipa ledeng, drywall, dan finishing. Arsitek cloud adalah kontraktor umum yang merancang dan menerapkan strategi komputasi cloud perusahaan. Mereka memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan anggaran serta memastikan perusahaan dapat beralih ke operasi cloud dengan lancar. Seiring dunia menjadi semakin otomatis, maka insinyur automasi cloud harus membangun, menerapkan, dan memelihara teknologi automasi ini saat bermigrasi ke cloud. Automasi ini membebaskan pekerja manusia dari tugas-tugas yang berulang. 3. Insinyur Automasi Cloud 4. Konsultan Cloud Konsultan cloud memiliki pengetahuan luas tentang teknologi cloud dan memandu perusahaan yang mencari alat berbasis cloud. Biasanya, spesialis ini akan menilai kebutuhan perusahaan dan menyarankan perangkat lunak dan alat terbaik untuk memenuhi kebutuhan teknis dan anggaran perusahaan tersebut. Konsultan dapat membantu transisi ke cloud dengan merancang kebijakan migrasi dan memilih platform yang tepat. Konsultan terkadang diminta untuk membantu mengoptimalkan keberadaan cloud perusahaan, sehingga mereka harus memiliki pengetahuan umum dan mendalam tentang platform cloud utama. 5. Insinyur Cloud Insinyur cloud bertanggung jawab atas aspek manajerial dari strategi cloud perusahaan. Insinyur sering kali bekerja sama dengan arsitek untuk mengimplementasikan strategi cloud perusahaan, tetapi mereka juga melakukan tugas administratif dalam menegosiasikan dengan pelanggan dan vendor untuk menjaga semua orang tetap pada tugas dan sesuai anggaran. 6. Analis Keamanan Cloud Analis keamanan cloud memiliki tanggung jawab untuk memastikan integritas dan keamanan keberadaan cloud perusahaan. Mereka melakukan ini dengan menilai ancaman dan memperkuat pertahanan terhadapnya, mencegah pelanggaran data, mengamankan data, dan menutup celah keamanan jika pelanggaran terjadi. 7. Insinyur Perangkat Lunak Cloud Insinyur perangkat lunak cloud bekerja sama dengan programmer dan ilmuwan komputer terkait untuk mengembangkan perangkat lunak yang berjalan di cloud. Orang-orang ini juga biasanya bertanggung jawab untuk meningkatkan, memperbaiki, dan memelihara perangkat lunak yang mereka kembangkan dan basis data yang mereka operasikan. Tips Memulai Karir di Komputasi Awan Sekarang setelah Anda mengetahui peran yang tersedia di komputasi awan, saatnya untuk mengejar karir di mana Anda dapat menerapkan keterampilan tersebut. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda dalam perjalanan: 1. Dapatkan gelar di bidang ilmu komputer atau IT Perlu diingat bahwa banyak perusahaan tidak mensyaratkan pendidikan tinggi. Jika Anda dapat membuktikan bahwa Anda memahami dan dapat memenuhi persyaratan pekerjaan, Anda memiliki peluang besar untuk dipekerjakan. Namun, jika Anda memiliki pengalaman IT sebelumnya, program formal dapat memberi Anda dasar yang kuat untuk menambahkan keterampilan dan pengetahuan khusus. Mencantumkan gelar di resume Anda juga menunjukkan kepada pemberi kerja bahwa Anda memiliki dasar itu dan dapat berkomitmen pada proyek jangka panjang. 2. Dapatkan pelatihan tambahan terkait komputasi awan Jika gelar sarjana tidak tepat untuk Anda, atau jika Anda sudah memiliki gelar IT dan ingin beralih ke karir yang berfokus pada cloud, ada banyak pilihan online untuk pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, termasuk kelas tatap muka dan kursus sertifikasi multi-bagian. Selain mempelajari topik mendalam yang Anda perlukan sebagai spesialis cloud, kursus ini akan menunjukkan kepada calon pemberi kerja – atau pemberi kerja saat ini jika Anda ingin pindah ke posisi berbeda di dalam perusahaan Anda – bahwa Anda berkomitmen pada keahlian Anda dan lanskap teknologi yang selalu berubah. 3. Dapatkan sertifikasi Memperoleh sertifikasi cloud akan memungkinkan Anda untuk menunjukkan kepada pemberi kerja dan klien bahwa Anda memahami tuntutan komputasi awan dan memiliki pengetahuan dan bakat untuk memenuhi tuntutan tersebut. Hal ini juga dapat memberi Anda kenaikan gaji. 4. Dapatkan pengalaman langsung Baik Anda mengikuti program perguruan tinggi formal atau hanya mengambil satu atau dua kelas, tidak ada yang mengalahkan pengalaman langsung. Jika Anda baru mulai menjelajahi pilihan Anda, daftarlah untuk mendapatkan akun dengan server cloud – seperti AWS atau Azure – dan bereksperimen untuk mendapatkan pemahaman yang kuat tentang teknologinya. Jika Anda sudah memiliki pengalaman di bidang IT, lihat apakah Anda dapat terlibat dalam lebih banyak proyek berbasis cloud untuk meningkatkan keterampilan komputasi awan Anda yang sudah