Arsitektur Serverless: Revolusi Pengembangan Aplikasi di Era Pasca-Infrastruktur (Dan Bagaimana Cloud Memfasilitasinya)

Arsitektur Serverless: Revolusi Pengembangan Aplikasi di Era Pasca-Infrastruktur (Dan Bagaimana Cloud Memfasilitasinya)

Bayangkan Anda ingin bepergian dari satu tempat ke tempat lain di kota. Dulu, pilihan utamanya mungkin memiliki mobil sendiri. Ini berarti Anda harus memikirkan pembelian mobil, perawatan rutin, bensin, parkir, dan segala kerepotan lainnya. Sekarang, bayangkan ada layanan di mana Anda cukup memesan tumpangan saat butuh, diantar ke tujuan, dan hanya membayar sesuai jarak tempuh, tanpa perlu pusing soal mobilnya sama sekali. Nyaman, bukan?

Di dunia pengembangan aplikasi, ada pergeseran serupa yang sedang terjadi. Secara tradisional, untuk menjalankan sebuah aplikasi, tim pengembang harus menyiapkan dan mengelola “mobil” mereka sendiri, yaitu server fisik atau virtual. Ini melibatkan instalasi sistem operasi, konfigurasi jaringan, pembaruan keamanan, memastikan server tidak kelebihan beban, dan banyak lagi. Semua ini memakan waktu dan sumber daya yang bisa dialihkan untuk membangun fitur aplikasi yang lebih baik.

Namun, kini hadir sebuah pendekatan revolusioner yang disebut Arsitektur Serverless. Seperti layanan tumpangan tadi, serverless menjanjikan kemudahan di mana pengembang bisa lebih fokus pada kode aplikasi mereka, sementara urusan “mobil” atau server diserahkan kepada pihak lain.

Selamat Tinggal Pusing Urusan Server? Apa Sebenarnya Arti “Serverless”?

Istilah “serverless” (tanpa server) sebenarnya sedikit keliru dan sering disalahpahami. Bukan berarti server fisik benar-benar hilang dari muka bumi. Tentu saja, aplikasi Anda tetap membutuhkan server untuk berjalan. Yang dimaksud “serverless” adalah pengembang tidak lagi bertanggung jawab secara langsung untuk mengelola, menyediakan (provisioning), atau memelihara server tersebut.

Pikirkan seperti ini: ketika Anda menggunakan layanan tumpangan online, mobilnya tetap ada, sopirnya tetap ada. Tapi Anda, sebagai penumpang, tidak perlu memikirkan SIM sopir, kapan mobil terakhir diservis, atau di mana sopir mengisi bensin. Semua itu diurus oleh perusahaan penyedia layanan.

Dalam arsitektur serverless:

  • Penyedia Cloud Mengurus Server: Tugas-tugas manajemen server seperti alokasi sumber daya, patching sistem operasi, penskalaan (menambah atau mengurangi kapasitas server sesuai kebutuhan), dan pemeliharaan infrastruktur lainnya ditangani sepenuhnya oleh penyedia layanan cloud (seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, atau Google Cloud).
  • Fokus pada Kode (Functions): Pengembang hanya perlu menulis dan mengunggah kode aplikasi mereka, biasanya dalam bentuk fungsi-fungsi kecil yang independen.
  • Bayar Sesuai Pemakaian (Pay-per-use): Anda hanya membayar untuk sumber daya komputasi yang benar-benar digunakan saat kode Anda berjalan, seringkali hingga hitungan milidetik. Jika kode Anda tidak berjalan, Anda tidak membayar apa pun untuk kapasitas server yang menganggur.

Jadi, serverless adalah tentang abstraksi server. Pengembang dibebaskan dari kerumitan manajemen infrastruktur, sehingga mereka bisa mencurahkan lebih banyak energi untuk menciptakan nilai bagi pengguna melalui kode aplikasi.

Bagaimana Arsitektur Serverless Bekerja: Berpikir dalam Fungsi dan Kejadian (Events)

Inti dari arsitektur serverless, terutama model yang paling populer yaitu Function as a Service (FaaS), adalah konsep fungsi dan kejadian (events).

1. Fungsi (Functions):

    Bayangkan fungsi sebagai potongan kecil kode yang dirancang untuk melakukan satu tugas spesifik. Misalnya, satu fungsi mungkin bertugas untuk mengubah ukuran gambar yang diunggah pengguna, fungsi lain untuk memproses pembayaran, atau fungsi lain lagi untuk mengirim email notifikasi. Fungsi-fungsi ini bersifat stateless (tidak menyimpan informasi dari eksekusi sebelumnya di dalam dirinya sendiri) dan berumur pendek (dijalankan hanya saat dibutuhkan).

    2. Kejadian (Events) sebagai Pemicu:

      Fungsi-fungsi ini tidak berjalan terus-menerus. Mereka “tidur” dan baru akan “bangun” dan dieksekusi ketika ada kejadian (event) tertentu yang memicunya. Kejadian ini bisa bermacam-macam, misalnya:

      • Permintaan HTTP masuk ke sebuah API (misalnya, pengguna mengklik tombol di aplikasi web).
      • Sebuah file baru diunggah ke layanan penyimpanan cloud (misalnya, pengguna mengunggah foto).
      • Perubahan data dalam sebuah database.
      • Pesan baru masuk ke dalam antrean pesan (message queue).
      • Jadwal waktu tertentu (misalnya, menjalankan tugas setiap jam).

      3. Eksekusi Otomatis oleh Platform Cloud:

        Ketika sebuah kejadian pemicu terjadi, platform cloud secara otomatis:

        • Menyediakan lingkungan komputasi yang diperlukan.
        • Memuat kode fungsi Anda.
        • Menjalankan fungsi tersebut dengan data dari kejadian pemicu.
        • Setelah fungsi selesai, sumber daya komputasi dilepaskan (atau bisa digunakan ulang untuk fungsi lain).

        4. Penskalaan Otomatis (Auto-scaling):

          Ini adalah salah satu keajaiban serverless. Jika tiba-tiba ada ribuan pengguna yang mengunggah foto secara bersamaan (ribuan kejadian pemicu), platform cloud akan secara otomatis menjalankan ribuan instans dari fungsi pengubah ukuran gambar Anda secara paralel untuk menangani lonjakan tersebut. Anda tidak perlu khawatir server Anda akan down karena kelebihan beban. Sebaliknya, jika tidak ada kejadian, tidak ada fungsi yang berjalan, dan Anda tidak dikenakan biaya untuk kapasitas yang tidak terpakai.

          Arsitektur serverless mendorong pengembang untuk memecah aplikasi besar menjadi fungsi-fungsi kecil yang lebih mudah dikelola, diuji, dan diskalakan secara independen

          baca juga: mengenal-virtualbox

          Mengapa Beralih ke Serverless? Keuntungan Besarnya

          Mengadopsi arsitektur serverless menawarkan berbagai keuntungan signifikan bagi tim pengembang dan bisnis:

          1. Pengurangan Biaya Operasional yang Drastis:
            • Tidak Ada Biaya Server Menganggur: Anda hanya membayar saat kode Anda benar-benar berjalan. Ini sangat kontras dengan model tradisional di mana Anda harus membayar server yang menyala 24/7, meskipun trafiknya rendah di jam-jam tertentu.
            • Tidak Ada Biaya Manajemen Infrastruktur: Anda tidak perlu mempekerjakan banyak admin sistem untuk mengelola server, melakukan patching, atau konfigurasi. Semua ini ditangani oleh penyedia cloud.
          2. Skalabilitas yang Luar Biasa (Hampir Tak Terbatas):
            • Platform serverless secara otomatis menskalakan aplikasi Anda naik atau turun untuk menangani jumlah permintaan berapa pun, dari nol hingga jutaan, tanpa intervensi manual. Ini memastikan aplikasi Anda tetap responsif bahkan saat terjadi lonjakan trafik yang tidak terduga.
          3. Peningkatan Produktivitas Pengembang:
            • Fokus pada Kode, Bukan Server: Pengembang dapat mencurahkan waktu dan energi mereka untuk menulis kode yang memberikan nilai bisnis, bukan mengurus tetek bengek infrastruktur.
            • Iterasi Lebih Cepat: Karena unit deploymentnya kecil (fungsi), pengembang dapat merilis fitur baru atau perbaikan dengan lebih cepat dan lebih sering.
          4. Waktu Pemasaran (Time-to-Market) yang Lebih Cepat:
            • Dengan berkurangnya beban operasional dan kemampuan untuk berinovasi lebih cepat, produk dan layanan baru dapat diluncurkan ke pasar dalam waktu yang jauh lebih singkat. Ini memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
          5. Fleksibilitas dan Modularitas:
            • Membangun aplikasi sebagai kumpulan fungsi kecil yang independen membuatnya lebih mudah untuk diperbarui, diganti, atau diskalakan per bagian tanpa mempengaruhi keseluruhan sistem.

          Peran Krusial Cloud: Mewujudkan Serverless Menjadi Kenyataan

          Arsitektur serverless seperti yang kita kenal saat ini tidak akan mungkin ada tanpa platform komputasi awan (cloud computing). Penyedia layanan cloud besar seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud Platform adalah pemain utama yang menyediakan fondasi dan layanan untuk serverless.

          Bagaimana Cloud Memfasilitasi Serverless:

          1. Layanan Function as a Service (FaaS): Ini adalah inti dari penawaran serverless. Setiap penyedia cloud memiliki layanan FaaS andalannya:

          • AWS Lambda: Salah satu layanan FaaS pertama dan paling populer.
          • Azure Functions: Solusi FaaS dari Microsoft Azure.
          • Google Cloud Functions: Layanan FaaS dari Google Cloud. Layanan-layanan ini menyediakan lingkungan di mana Anda dapat mengunggah kode fungsi Anda, menentukan pemicunya, dan membiarkan platform menangani sisanya (penyediaan server, eksekusi, penskalaan).

          2. Layanan Backend sebagai Layanan (Backend as a Service – BaaS): Selain FaaS, platform cloud juga menawarkan berbagai layanan backend lain yang bersifat “serverless” atau terkelola penuh, yang sering digunakan bersama dengan fungsi serverless:

            • Database Serverless: Seperti Amazon DynamoDB, Azure Cosmos DB, Google Cloud Firestore/Datastore. Anda tidak perlu mengelola server database, cukup gunakan dan bayar sesuai penggunaan dan kapasitas.
            • Penyimpanan Serverless: Seperti Amazon S3, Azure Blob Storage, Google Cloud Storage. Layanan penyimpanan objek yang sangat skalabel di mana Anda tidak perlu khawatir tentang kapasitas disk server.
            • API Gateway Serverless: Seperti Amazon API Gateway, Azure API Management, Google Cloud API Gateway. Layanan untuk membuat, mengelola, dan mengamankan API untuk fungsi serverless Anda.
            • Layanan Otentikasi Terkelola: Seperti AWS Cognito, Azure Active Directory B2C, Firebase Authentication. Menyederhanakan proses otentikasi dan manajemen pengguna.
            • Antrean Pesan dan Aliran Kejadian Terkelola: Seperti Amazon SQS/Kinesis, Azure Service Bus/Event Hubs, Google Cloud Pub/Sub. Memungkinkan komunikasi asinkron antar fungsi dan layanan.

            3. Infrastruktur Global yang Skalabel:

              Penyedia cloud memiliki pusat data (data center) di seluruh dunia, memungkinkan fungsi serverless Anda dijalankan lebih dekat dengan pengguna akhir untuk latensi yang lebih rendah dan menyediakan redundansi serta ketersediaan tinggi.

              4. Ekosistem dan Alat Pendukung:

                Penyedia cloud juga menawarkan berbagai alat bantu untuk pengembangan, deployment, pemantauan, dan debugging aplikasi serverless, yang semakin memudahkan pengembang.

                Dengan kata lain, platform cloud menyediakan “panggung” dan semua “perlengkapan” yang dibutuhkan agar arsitektur serverless dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Pengembang hanya perlu membawa “naskah” (kode fungsi) mereka.n lancar dan efisien. Pengembang hanya perlu membawa “naskah” (kode fungsi) mereka.

                baca juga: wearable-iot-smartwatch-smart-glasses

                Contoh Penggunaan Umum: Kapan Serverless Bersinar?

                Arsitektur serverless sangat cocok untuk berbagai jenis aplikasi dan tugas:

                • Backend untuk Aplikasi Web dan Seluler: Fungsi serverless dapat menangani logika bisnis, otentikasi pengguna, dan akses data untuk aplikasi frontend.
                • Pemrosesan Data Real-time: Memproses aliran data dari sensor IoT, log aplikasi, atau klik pengguna secara instan. Misalnya, menganalisis sentimen dari cuitan Twitter secara real-time.
                • Chatbots dan Asisten Virtual: Menjalankan logika di balik respons chatbot terhadap pertanyaan pengguna.
                • Tugas Otomatis dan Terjadwal (Scheduled Tasks): Menjalankan pekerjaan secara berkala, seperti membuat laporan harian, mengirim email pengingat, atau melakukan backup data.
                • Pemrosesan Gambar dan Video: Misalnya, secara otomatis membuat thumbnail saat gambar baru diunggah, atau mentranskode format video.
                • Microservices: Setiap microservice dapat diimplementasikan sebagai satu atau beberapa fungsi serverless yang independen.
                • Webhook Handlers: Merespons kejadian dari layanan pihak ketiga (misalnya, notifikasi pembayaran dari Stripe, atau commit baru di GitHub).

                Pada dasarnya, jika Anda memiliki tugas yang dapat dipecah menjadi fungsi-fungsi kecil, bersifat event-driven, dan memiliki pola penggunaan yang berfluktuasi, serverless bisa menjadi pilihan yang sangat menarik.

                Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan: Serverless Bukan Peluru Perak

                Meskipun banyak keuntungannya, arsitektur serverless juga memiliki beberapa karakteristik dan potensi tantangan yang perlu dipertimbangkan:

                • Cold Starts: Ketika sebuah fungsi tidak dipanggil untuk beberapa waktu, platform cloud mungkin “menidurkannya”. Panggilan pertama setelah periode tidak aktif ini bisa mengalami sedikit keterlambatan (disebut cold start) karena platform perlu menyiapkan lingkungan eksekusi lagi. Meskipun terus ada perbaikan, ini bisa menjadi masalah untuk aplikasi yang sangat sensitif terhadap latensi.
                • Ketergantungan pada Penyedia (Vendor Lock-in): Karena fungsi Anda ditulis untuk berjalan di platform FaaS tertentu (misalnya, AWS Lambda), memindahkannya ke penyedia cloud lain mungkin memerlukan beberapa penyesuaian.
                • Debugging dan Pemantauan yang Berbeda: Memecah aplikasi menjadi banyak fungsi kecil dapat membuat proses debugging dan pemantauan menjadi sedikit lebih kompleks dibandingkan aplikasi monolitik tradisional. Namun, penyedia cloud terus meningkatkan alat bantu untuk ini.
                • Batasan Eksekusi Fungsi: Fungsi serverless biasanya memiliki batasan waktu eksekusi maksimum (misalnya, beberapa menit) dan batasan sumber daya (memori). Ini mungkin tidak cocok untuk tugas komputasi yang sangat panjang dan intensif.
                • Manajemen State: Fungsi serverless idealnya bersifat stateless. Jika Anda perlu menyimpan informasi antar eksekusi fungsi, Anda harus menggunakan layanan eksternal seperti database atau cache.

                Penting untuk memahami karakteristik ini dan mengevaluasi apakah serverless adalah pilihan arsitektur yang tepat untuk kasus penggunaan spesifik Anda.

                Revolusi “Pasca-Infrastruktur” Telah Dimulai

                Arsitektur serverless benar-benar mengubah lanskap pengembangan aplikasi. Dengan mengabstraksikan kerumitan manajemen server dan memungkinkan pengembang untuk fokus pada penulisan kode yang memberikan nilai, serverless membuka pintu bagi inovasi yang lebih cepat, skalabilitas yang lebih besar, dan efisiensi biaya yang signifikan. Ini adalah langkah besar menuju era yang bisa disebut “pasca-infrastruktur”, di mana perhatian utama bukan lagi pada “di mana” kode berjalan, tetapi “apa” yang dilakukan oleh kode tersebut.

                Meskipun bukan solusi untuk semua masalah, serverless menawarkan alternatif yang sangat menarik dan kuat untuk berbagai kasus penggunaan. Dengan dukungan penuh dari platform komputasi awan yang terus berkembang, revolusi serverless akan terus membentuk masa depan pengembangan aplikasi, memberdayakan lebih banyak ide untuk menjadi kenyataan dengan lebih cepat dan lebih efisien daripada sebelumnya.

                Referensi: [1] [2] [3] [4] [5] [6]

                Tinggalkan Balasan

                Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *