Mengenal Subnetting dalam Manajemen Lalu Lintas Jaringan.

20 Subnetting Questions and Answers from subnettingquestions.com

Dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas pertukaran informasi umumnya dilakukan melalui media sosial. Hal tersebut dapat dilakukan karena adanya jaringan internet. Melalui internet, seseorang dapat menjelajahi dunia maya hanya dengan menggunakan gadget yang dimiliki. Pengguna dapat terhubung satu sama lain dalam media sosial karena adanya jaringan yang menghubungkan antarperangkat. Jaringan yang menghubungkan antarperangkat tersebut dikontrol dengan aturan-aturan lalu lintas jaringan sehingga paket-paket data yang terkirim dapat sampai ke tujuan akhir. Salah satu aturan tersebut adalah Subnetting. Subnetting memungkinkan untuk manajemen pembagian lalu lintas data yang dikirimkan hingga ke penerima, yang mana data tidak akan tertukar ataupun salah alamat pengiriman. Pembahasan berikut akan mengulas tentang Subnetting yang berperan penting dalam jaringan internet dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan modern.

Apa itu Subnetting?

Secara umum, Subnetting merupakan proses pembagian IP menjadi suatu blok IP Address yang lebih kecil. Subnetting merupakan jaringan menjadi beberapa sub-jaringan atau sub-network (subnet) yang lebih kecil dimana masing-masing sub-jaringan tersebut memiliki alamat sendiri. Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host.

Pada dasarnya, Subnetting akan mengambil bit-bit dari bagian host IP address dan menyimpannya sebagai alat untuk mendefinisikan alamat subnet. Akibatnya, semakin banyak subnet, maka jumlah host IP address akan semakin sedikit. Hal ini akan berpengaruh pada penggunaan jaringan untuk setiap client. Alasan utama melakukan subnetting yaitu untuk melakukan subnetting adalah agar melakukan pengalokasian IP address dengan baik dan benar. Jumlah IP sangat terbatas, jadi apabila jumlah host terlalu banyak, maka pendistribusiannya juga menjadi tidak efisien.

Subnet (sub-network) adalah sebuah segmen atau bagian dari jaringan komputer yang lebih besar. Subnet dibuat dengan membagi sebuah jaringan IP menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan terpisah secara logis. Subnet bekerja dengan meminjam bit-bit dari bagian host dalam alamat IP dan menggunakannya untuk mengidentifikasi subnet tertentu. Ini dilakukan dengan menggunakan subnet mask yang menentukan bit mana yang digunakan untuk identifikasi jaringan dan subnet, serta bit mana untuk host, sehingga dapat membedakan bit-bit network ID dan host ID. Network ID digunakan untuk pendefinisian suatu alamat IP dan menghubungkan ke dalam jaringan tertentu.

Klasifikasi Subnetting IPv4

Contoh Subnetmask
1.1 Contoh Subnet mask

1. Classfull

Ini adalah sistem pengalamatan IP yang telah dibagi ke dalam beberapa kelas, di mana setiap kelas memiliki net mask yang telah ditetapkan secara default. Dalam sistem IPv4, terdapat pembagian kelas-kelas yang bertujuan untuk membagi alamat IP menjadi beberapa definisi, diantaranya ialah:

1. Kelas A

Pada kelas A diberikan untuk jaringan dengan skala yang besar. 8-bit pertama (oktet pertama) adalah porsi untuk network id dengan jumlah 128, dan 24-bit (3 oktet akhir) adalah untuk porsi untuk host id dengan jumlah 16.777.216. Memiliki rentang IP di oktet pertamanya dari 0 – 127 yaitu : 0.0.0.0 – 127.0.0.0 Rentang angka : 0.0.0.0 – 127.255.255.255
Jumlah maksimal alamat IP: 16.777.216
Jumlah maksimal jaringan : 128

2. Kelas B

Pada kelas B dikhusukan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. 16 bit pertama (2 oktet pertama) adalah untuk network id dengan jumlah 65.536, dan 16 bit kedua (2 oktet terakhir adalah untuk host id dengan jumlah 65.536. Memiliki rentang IP di oktet pertamanya dari 128 – 192 yaitu : 128.0.0.0 – 191.0.0.0 Rentang angka : 128.0.0.0 – 191.255.255.255
Jumlah maksimal alamat IP: 1.048.576
Jumlah maksimal jaringan : 16.384

3. Kelas C

Pada IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. 24 bit pertama (3 oktet pertama) adalah Network ID dengan jumlah 2.097.152 dan 8-bit akhir (1 Oktet terakhir) adalah Host ID dengan jumlah 256. Kelas C dikenal dengan kelas yang paling umum dan banyak digunakan karena skala yang kecil, tapi dapat membuat jaringan dengan jumlah yang banyak. Memiliki rentang IP di oktet pertamanya dari 192 – 223 yaitu : 192.0.0.0 –
223.0.0.0
Rentang angka : 192.0.0.0 – 223.255.255.255
Jumlah maksimal alamat IP : 65.536
Jumlah maksimal jaringan : 2.097.152

4. Kelas D

Pada IP kelas D digunakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast seperti diperlukan untuk routing protocol (RIP, EIGRP, OSPF) berbeda dengan tig kelas IP di atas. Memiliki rentang IP di oktet pertamanya 224 – 239, yaitu : 224.0.0.0 – 239.0.0.0
Rentang angka : 224.0.0.0 – 239.255.255.255
Jumlah maksimal alamat IP : tidak didefinisikan
Jumlah maksimal jaringan : tidak didefinisikan

5. Kelas E

Pada IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental”. Di kelas ini tidak
digunakan untuk komunikasi antar perangkat. Memiliki rentang IP dari 240 – 255 yaitu :
240.0.0.0 – 255.0.0.0
Rentang angka : 140.0.0.0 – 255.255.255.255
Jumlah maksimal alamat IP: tidak didefinisikan
Jumlah maksimal jaringan : tidak didefinisikan

ClassOktet PertamaSubnet Mask DefaultPrivate Address
A1 – 127255.0.0.010.0.0.0 – 10.255.255.255
B128 – 191255.255.0.0172.16.0.0 – 172.31.255.255
C192 – 223255.255.255.0192.168.0.0 – 192.168.255.255
D224 – 239
E240 – 255

2. Classless

Dalam IPv4 classless, subnetting dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga lebih fleksibel dan efisien. Konsep classless ini menggunakan sejumlah bit tertentu untuk merepresentasikan network, yang disebut sebagai “prefix length.” Sebagai contoh, alamat 172.16.4.0/30 berarti 30-bit digunakan untuk network address, sementara 2-bit sisanya digunakan untuk host.

Cara Kerja Subnetting

Cara kerja subnetting hampir sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu subnetting akan mengambil bit-bit alamat IP untuk me reverse atau menyimpannya sebagai alat untuk mendefinisikan suatu subnet. Maka dengan begitu, sekumpulan alamat IP akan masuk ke golongan subnet tertentu sehingga memudahkan proses pengiriman dan pendistribusian data dan IP yang dibutuhkan host, tetapi dengan resiko berkurang jumlah IP untuk host atau client.

Contoh sederhana dan umum digunakan untuk analogi kerja subnetting yaitu konsep perumahan. Dimana alamat IP seperti alamat rumah. Setiap rumah punya alamat sendiri. Subnetting itu seperti membagi satu lingkungan perumahan besar menjadi beberapa RT yang lebih kecil.

  1. Kita punya banyak rumah (komputer) yang perlu alamat
  2. Kita bagi jadi kelompok-kelompok kecil (subnet)
  3. Kita kasih tanda untuk setiap kelompok

Contoh mudahnya:

Bayangkan kita punya 100 rumah. Daripada mengatur 100 rumah sekaligus, kita bagi jadi 4 RT dengan 25 rumah tiap RT.

  • RT 1: Rumah nomor 1-25
  • RT 2: Rumah nomor 26-50
  • RT 3: Rumah nomor 51-75
  • RT 4: Rumah nomor 76-100

Dengan begini:

  • Lebih mudah mengatur rumah-rumah
  • Kalau ada keributan di satu RT, RT lain nggak kena
  • Kita bisa atur siapa yang boleh masuk ke RT mana

Jadi subnetting itu seperti membuat peta lingkungan yang lebih rapi dan teratur, agar semua komputer bisa berkomunikasi dengan baik tanpa bingung atau bertabrakan.

Hasil Analogi Subnetting

Dari gambar tersebut dapat dianalogikan:

No RWNet IP / No jaringan
No RTNo Subnet
GangBroadcast
No RumahIP Address
Gerbang pintu masukGateway

Proses Subnetting

Proses subnetting adalah teknik untuk membagi jaringan IP menjadi beberapa subnet yang lebih kecil. Berikut adalah langkah-langkah prosesnya secara sistematis:

1. Identifikasi Kebutuhan

  • Tentukan jumlah subnet yang dibutuhkan
  • Tentukan jumlah host yang dibutuhkan per subnet
  • Identifikasi alamat IP dan subnet mask default yang tersedia

2. Hitung Bit Subnet yang Diperlukan

  • Rumus: 2^n ≥ jumlah subnet yang dibutuhkan
  • n = jumlah bit yang “dipinjam” dari porsi host
  • Contoh: Jika membutuhkan 6 subnet, maka 2^3 = 8 ≥ 6, sehingga diperlukan 3 bit

3. Hitung Bit Host yang Tersedia

  • Bit host yang tersisa = total bit host – bit subnet yang dipinjam
  • Host per subnet = 2^(bit host yang tersisa) – 2
  • Kurang 2 karena alamat pertama (semua bit host = 0) digunakan untuk network ID dan alamat terakhir (semua bit host = 1) untuk broadcast

4. Buat Subnet Mask Baru

  • Tambahkan bit subnet yang dipinjam ke subnet mask default
  • Contoh: Jika subnet mask default adalah 255.255.255.0 (/24) dan meminjam 3 bit, maka subnet mask baru adalah 255.255.255.224 (/27)

5. Hitung Rentang Alamat untuk Setiap Subnet

  • Network ID: Alamat pertama dalam subnet
  • Broadcast: Alamat terakhir dalam subnet
  • Alamat yang dapat digunakan: Di antara Network ID dan Broadcast
  • Increment setiap subnet dengan “lompatan” subnet

Contoh Perhitungan Subnetting

Subnetting perlu dihitung agar sesuai dengan kebutuhan dan mengatur beberapa subnet, agar jumlah host yang dibutuhkan tidak kurang dan tidak terlalu berlebihan, karena subnet yang berlebihan akan membebani kinerja network.

Contoh:

Dalam suatu daerah diperlukan host IP 57, berapa jumlah subnet yang diperlukan dengan alamat IP 192.168.1.0?

Jawab:

untuk menentukan jumlah subnet nya, kita perlu menentukan jumlah kebutuhan host nya terlebih dahulu. Disini host IP yang dibutuhkan adalah 57, maka kita perlu mendapatkan bit yang mendekati 57. Rumusnya:

2^n-2 ≥ 57 (dikurangi 2 untuk network ID dan broadcast address)
2^6 = 64 – 2 = 62 host IP (bit 6 lebih mendekati karena bit 5 berjumlah 30 host IP)

Setelah mendapatkan jumlah bit yang diperlukan, kita akan menentukan subnet mask nya:

Total bit IPv6 = 32 bit
Jumlah bit untuk network = 32 – 6 = 26 bit
Subnet mask = /26 atau 255.255.255.192

jika dilihat dari bit nya akan seperti ini : 11111111.11111111.11111111.11000000 , angka 1 merepresentasikan bit network, sedangkan angka 0 merepresentasikan jumlah host, jumlah tersebut tinggal dipangkatkan 2, seperti jumlah 0 nya ada 6, berarti : 2^6 = 64.

Setelah nya kita tinggal menghitung rentang alamatnya, IP yang digunakan adalah 192.168.1.0 , rentang alamat untuk subnet pertama:

  1. Network ID: 192.168.1.0
  2. Host pertama: 192.168.1.1
  3. Host terakhir: 192.168.1.62
  4. Broadcast: 192.168.1.63

Verifikasi:

Jumlah host yang tersedia = 62 host (lebih dari 57 yang dibutuhkan)
Alamat yang dapat digunakan: 192.168.1.1 – 192.168.1.62

Jadi, untuk memenuhi kebutuhan 57 host, kita dapat menggunakan subnet dengan subnet mask /26 (255.255.255.192) yang memberikan 62 alamat host yang dapat digunakan.

Referensi

Meilinaeka. (2023, Januari). Subnetting: Kenali Pengertian, Mekanisme serta Fungsinya. Retrieved from Telkom University: https://it.telkomuniversity.ac.id/subnetting-kenali-pengertian-mekanisme-serta-fungsinya/

Novira, C. (2023, Januari). JARINGAN KOMPUTER CINDYA NOVIRA BANGUN 212406025 KOM A’21. Retrieved from ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Cindya-Novira/publication/367087188_JARINGAN_KOMPUTER_CINDYA_NOVIRA_BANGUN_212406025_KOM_A’21_PROGRAM_STUDI_D-3_TEKNIK_INFORMATIKA_FAKULTAS_VOKASI_UNIVERSITAS_SUMATERA_UTARA_MEDAN_2022/links/63c0bb45ef57e61a61118525/JA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *